Danau Toba + Pulau Samosir = Kampung Halaman Tercinta

2

Pulo Samosir do haroroanku Samosir do

Ido asalhu sai tong ingotonhu
Saleleng ngolungku hupuji ho
Disi do pusokhi pardengkeanhu haumangki
Gok disi hansang nang eme nang bawang
Rarak do pinahan di dolok 
  
Ref : Laope au marhuta sada
Tung sopola leleng nga mulak au
Di parjalangan ndang sonang au
Sai tu Pulo Samosir ma sihol au
Ahhh, kalau dengar lagu itu kangen kampung halaman. 🙂
Judul lagunya “Pulau Samosir” dan cukup terkenal di Indonesia :p
Ohya udah pada tahu kan kalau aku orang Batak. Batak asli ga pake campur. Hahaha. Bapak orang Batak dari Ambarita, Samosir dan momong dari Barus, Tapanuli. Jadi hasilnya aku + 2 adik perempuan + 1 adik laki laki dan nama belakang kami semua SIDABUTAR. 🙂
Dari kecil, kalau pergi dari Sibolga (rumah) ke Medan pasti melintasi Danau Toba yang merupakan Danau terluas di Indonesia :O
Rasanya pengen banget pergi ke Pulau Samosir yang ada di tengah-tengah Danau kesayangan orang Batak ini. 🙂
Tapi ga pernaaaaahhhhh kesampean. -____- Cuma ngelintasin doang. ZZZZZZZ~
Suatu waktu bulan Desember 2010, momong menyuruh kakak (aku) pulang kampung gara-gara udah dua tahun gak pulang-pulang (kayak Bang Toyib). Waktu itu agak males-malesan gitu karen udah mau persiapan ujian. Tapi ketika momong bilang bakal kunjungin Danau Toba dan Pulau Samosir, otakku langsung “TING” dan buru-buru beli tiket pesawat buat pulang. Hahahaha 😀
Akhirnya 28 Desember 2010 gue pulang ke rumah dan malamnya langsung berangkat ke Pematang Siantar, kampung halaman Bapak Tiri aku buat hadirin pernikahan adik perempuannya, yang kalau di orang Batak disebut Bou. 🙂 Sampai pergantian tahun baru masih ada di Tiga Dolok, Siantar.
TAHUN BARU 2011.
1 Januari, kalau keluargaku biasanya mengucapkan salam selamat tahun baru. Makan pagi selesai, kita langsung berangkat ke Danau Toba. Yeaaaayyy~
Perjalanan dari Siantar itu cuma 2 Jam menuju Parapat, kota tempat kita akan menyeberang ke Pulau Samosir naik kapal Ferry kayu. 😀
TIPS PERTAMA :
Jangan pernah mencoba datang ke Danau Toba waktu Tahun Baru. Sesaknya, macetnya lebih parah dari Jakarta. Bedanya kalau di Jakarta, orangnya ga teriak-teriak, tapi kalau di Parapat isinya orang Batak semua, ya tebak aja apa yang terjadi dengan kemacetan ditambah teriakan orang Batak kanan kiri. Ampunnn deh.
Lanjut lagi ceritanya, sampai di Parapat kita terjebak macet waktu mau antri ke Ferry yang bakal bawa kita ke Samosir. Bosan mengantri akhirnya Momong mengajak kami semua untuk memarkir mobil di penitipan dan langsung menyeberang ke Samosir tanpa mobil, biar ekspres. 😀
Setelah Makan siang kami baru mendapatkan kapal Ferry dari kayu. Lama perjalanan ke Samosir cuma 45 Menit. 
Danaunya tenang dan cantik sekali. Danaunya juga bersih dan tidak ada sampah yang terlihat seperti danau-danau di Depok ( di UI maksudnya) hhheee 😀

Setelah 45 menit diatas kapal, tibalah di pulau Samosir tepatnya di TOMOK. Sumpah rasanya seneng banget bisa nginjak tanah asal orang Batak, tanah nenek moyang. 🙂 Sewaktu kita tiba, hujan rintik-rintik sedang mengguyur Tomok. 🙂
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Makam Raja Sidabutar. Makam ini termasuk salah satu objek wisata yang terkenal di Tomok. Makam Raja Sidabutar? Berarti aku keturunan para raja dong. Hahahahaha. 😀 Setelah berdoa sebentar di Makamnya, perjalanan lanjut lagi. Ternyata Tomok itu kecil, bisa dikelilingi sebentar dengan berjalan kaki saja. 🙂

Tempat kedua yang dikunjungi adalah Sigale-Gale. Sigale-gale ini adalah boneka dari kayu yang bisa digerak-gerakkan sambil diiringi musik gondang (musik khas Batak). Untuk kepentingan pariwisata, Sigale-Gale ini akan tampil jika penonton yang ada membayar Rp. 80.000,-. Kalau pengunjung rame, kita bisa cepat menyaksikan pertunjukannya karena bisa patungan membayar dengan pengunjung lain. Tetapi kalau sedang sepi pengunjung kita harus membayar sendiri deh. Hehehe.
Kebetulan waktu itu sedang rame, jadi cuma membayar Rp.10.000,- saja 😀
Musik dimulai dan boneka Sigale-gale ini mulai bergerak-gerak sesuai dengan tarikan tali (kalau di luar negeri banyak kan Puppet Show yang pakai tali). Banyak Ulos (selendang tenun khas Batak) yang disediakan untuk digunakan oleh para pengunjung ketika ingin menari tor-tor dengan Sigale-Gale. 🙂
Dulunya tarian Sigale-Gale ini tidak ada pawangnya alias tidak digerakkan, tapi gerak sendiri. LOHHH???!!!
Ya, jadi disana diceritakan bahwa sejarah awalnya ada Raja Batak yang kehilangan anak laki-lakinya. Karena rasa sedih dan rindu yang mendalam, sang Raja membuat boneka tiruan yang mirip dengan anaknya. Terciptalah boneka Sigale-Gale. Dahulu boneka tersebut setiap acara adat dibawa dan diletakkan di tengah. Setelah musik gondang dimulai dan orang-orang mulai menari tor-tor, Sigale-gale itu dimasuki oleh roh anak si Raja tersebut dan membuat boneka tersebut bergerak-gerak. AMAZING~ mungkin di Jawa kita kenalnya dengan Jelangkung kali ya. Tapi upacara pemanggilan arwah Sigale-gale ini tidaklah mudah dan boleh dipertontonkan kapan saja. Ada aturan-aturan adat yang harus dihormati dan dipenuhi.
Sambil menikmati musik, aku dan saudara-saudara pun ikut mengambil Ulos dan menari tor-tor bersama. PUAS BANGET! Harus dicoba yaaaa 😀

TIPS KEDUA :
Buat yang bukan orang Batak atau Batak tapi belum pernah nari tor-tor juga boleh nyobain Tortor  bareng Sigale-Gale. Caranya tinggal ambil Ulos yang ada disamping boneka Sigale-gale terus ikutin alunan musik gondang Bataknya dan kalau gatau Tor-tor itu seperti apa, ikutin aja gerakan Sigale-galenya. :p (y)

Selesai dengan Sigale-Gale, tempat ketiga adalah Pasar Souvenir Tomok. Di pasar ini banyak terdapat barang-barang souvenir khas Batak seperti patung ukuran mini, ulos, tas, kaos, gantungan kunci, pajangan dll. Sempat berbelanja banyak dengan keluarga di pasar ini. Rame juga loh.

TIPS KETIGA :
Sebelum berbelanja banyak, jangan membawa uang pecahan besar kalau cuma berbelanja sedikit karena susah mendapatkan kembalian. Jangan menunjukkan/mengeluarkan uang secara terang-terangan di depan orang banyak, nanti bisa jadi inceran penjahat.
Tawarlah harga barang-barang disana. Semakin banyak barang yang dibeli pasti mendapatkan harga yang lebih murah. Dan belanjalah dengan logat Batak, dijamin dapat diskon. Hahahhaa 😀

Oh iya ada satu kejadian yang benar-benar membuat panik. Waktu sedang asik berbelanja, adiiku yang namanya Nonong terpecar. Dia tidak kelihatan dimanapun dan tidak membawa Handphone karena HP nya ada di tas aku. Momong panik kesana-kemari. Ya iya panik lah, gimana coba cara menemukan anak hilang di tempat asing dan gak ada Information Centre nya (emangnya Mall).Akhirnya setelah capek berputar-putar dia ketemu di dekat Batu Kuburan dan akhirnya dimarahin Momong habis-habisan. Hahahahaha #upss

Sesudah puas berbelanja, saatnya kembali pulang ke Parapat. Ternyata karena masih dalam suasana tahun baru, semua penginapan penuh 🙁 Jadi momong memutuskan kami akan langsung pulang ke Siantar, ke rumah Ompung.


Jam 5 Kapal sudah akan berangkat, kami pun naik dan menyeberang lagi selama 45 menit. Sesampai di Ajibata, kami mengambil mobil yang diparkir tidak jauh dari dermaga. DANNNNN MACEEETTT. Macetnya parah, sampai berhenti, tidak bisa bergerak sama sekali. Akhirnya Siantar yang seharusnya cuma 2 jam dari Parapat menjadi 9 jam -______- Macetnya lebih parah dari Puncak di Bogor loh. Tidur di mobil deh akhirnya dan subuh baru bisa kembali ke Siantar.

Bye Bye Samosir and Lake Toba. 🙂
Annon muse Panjumpang hita da (Nanti kita bertemu lagi
ya) 😀

HORAS!!!

Kapal Ferry yang dipakai untuk menyeberang Ajibata-Tomok

View Danau Toba dari Ajibata 😀 Take Shoot sebelum Kapal berangkat


View Danau Toba 2 😀

KM Dos Roha yang kita tumpangi dari Ajibata. Ongkosnya CUMA RP. 2.500,- :O

Bapak Tiri dan Momong pose sedikit di atas Ferry. Tua tua masih mesra aja :p Kok muka bapakku kayak preman terminal yah? -____-

Ini Kuburan Raja Sidabutar 🙂 Nenek moyaaang~

Pose sedikit sama Nenek Moyang, eh Nisannya maksudnya :p

Belum Puas lihat foto-fotonya ya? ya kan?  ini dia foto lain. Heheeehehehehheee. :D. Tujuan selanjutnya adalah Rumah Bolon dan Sigale-Gale 😀

Papan arah menuju tempat pertunjukan Sigale-gale 🙂
Ini dia 😀 Objek Wisata Sigale-gale 😀

Wajah Sigale-gale. Cakep untuk ukuran boneka kayu. :p

 Pose sebentar sama nenek moyang. Nyehehehe~

Disini kita bisa menari Tor-Tor bersama sigale-gale. Worth to Try. 🙂
By the way, yang difoto itu aku, adek-adekku dan sepupu2 tiri 🙂

 Ini Papan Biaya nya 😀

Ini Papan penunjuk menuju Objek Wisata Kuburan Raja Sidabutar.
Jalannya sedikit menanjak dan melintasi Pasar Souvenir terlebih dahulu 🙂

 Batu-batu yang berjajar diatas adalah Kuburan Kuno Raja Sidabutar.
Sebelum memasuki daerah ini, kita diharuskan memakai Ulos dan tidak boleh berisik. ssssttt.

Diatas itu namanya Rumah Bolon. Rumah adat khas suku Batak.
Disini ada 4 rumah yang semuanya berasal dari rumpun SIOPAT AMA yaitu SIDABUTAR, SIJABAT, SIADARI, SIDABALOK 🙂
Di depan rumah bolon terdapat atraksi Sigale-gale. Rumah ini masih dihuni oleh penghuni aslinya sampai sekarang. 🙂

RUMAH BOLON = RUMAH BESAR 😀

NOW, It’s SHOPPING TIME~

Pasarnya bersih dan teratur. Bentuknya juga lucu 😀

Disini souvenir yang diperdagankan bagus-bagus dan harganya terjangkau 😀
Kalau mau dapat yang bagus dan murah, belajar bahasa batak dulu sanaaaa. Hahhaa 😀

Souvenir yang paling aku suka adalah miniatur Rumah Bolon ini. 
 Mana ada yang jual di tempat lain. Hehhehee 😀

Last but not least. Salam hangat dari Inang Inang Parjagung. Hahhaaa 😀 HORAS!!!


HOW TO GET HERE :

1. Naik Pesawat dari Jakarta menuju Bandara Polonia, Medan. (2 jam 10 menit)
2. Naik Travel yang menuju Parapat. Ada banyak pilihan : CV.Simpati, CV.Sibuluan Indah, CV.Taxi88 (4 jam)
3. Berhenti di Parapat lalu naik motor/ojek ke Ajibata, tempat penyeberangannya 🙂
4. Naik Ferry dari Ajibata ke Tomok selama 45 menit.
5. Tiba di Tomok.

Setelah tiba di Tomok bisa langsung menuju penginapan dan untuk mengelilingi Tomok bisa dengan sepeda motor atau mobil disana 🙂

#VISITTOBALAKE 🙂
About the author

An adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on.

Related Posts