Blusukan ke Pasar Tradisional Bima

Pasar!

Tempat di mana jantung kota atau desa berada. Lalu lalang pedagang yang menjajakan barang, mimik muka pembeli yang getol melakukan tawar menawar sana sini, benar menjadi pemandangan favorit saya. Lambat laun bermain ke pasar menjadi kebiasaan. Ketika bepergian ke suatu daerah, saya berusaha untuk mendatangi pasar tradisionalnya.

Saat berkunjung ke Bima, saya dan Bang Chan (efenerr.com) memutuskan untuk bangun lebih awal dan berjalan-jalan ke pasar pagi, tak jauh dari tempat kami menginap. Kami memilih jalan kaki ke pasar mumpung udara masih segar.

Tak sampai 20 menit kami sudah tiba di Pasar Bima yang masih tampak sepi. Hanya terlihat segelintir pedagang sedang bertransaksi dengan pembeli yang mayoritas perempuan.

Mirip dengan pasar tradisional pada umumnya, pasar di Bima becek dan agak sempit. Meski begitu, tidak sedikit pun mengurangi minat saya dan Bang Chan untuk mengeksplorasi setiap sudutnya.

Sudut favorit saya adalah tempat kue-kue tradisional. Ibu-ibu di pasar menyadari keberadaan kami berdua yang tidak tampak seperti orang Bima. Salah satu ibu, Ibu Suhada mempersilahkan kami mencicipi kue-kue yang beliau jajakan. Masih hangat pula.

Penjual Jajan Jajanan Bima

Ada Bingka Dolu, Biruas Telur, Biruas Coklat, Kue Kacang, Kacang Sembunyi, Jinta, Ote. Maklum ya masih pagi, jadi perut kosong terus-terusan mengeong minta diisi. Lahaplah saya memakan semua kue-kue yang saya ingat dan catat namanya tapi begitu disuruh tunjuk yang mana kuenya, lupa! Hahaha…

Pada saat kami akan mengeluarkan uang untuk membayar kue-kue yang sudah masuk ke dalam perut, Ibu Suhada bilang tidak usah.

Lha, jadi nggak enak (harusnya tadi makan lebih banyak ya). Hahaha…

Penganan Bima
Ini enak lho. Renyah! Tapi saya masih bingung kenapa diikat pakai tali rafia. Hahaha…

Supaya sama-sama senang, saya boronglah kue-kuenya untuk dimasukin ke dalam kardus dan dibawa ke Jakarta yang ujung-ujungnya langsung ludes dalam beberapa menit oleh rekanan kantor. Enak banget katanya.

Selain kue-kue enak, ada lagi makanan unik yang kita temui di Pasar Bima. Buah Loka namanya. Bentuknya seperti buah pinang tapi merah dan dalamnya berbiji seperti markisa.

Buah Loka
Buah Loka ini seikat ini dijual seharga Rp15.000,00 Photo by : efenerr.com

Cara makan buah Loka juga cukup unik. Kita disuruh untuk menggigit ujungnya dan diseruput seluruh isi buahnya. Sampai biji-bijinya juga ditelan.

It was like a mini passion fruit but with bigger seeds and made me little bit afraid to swallow it.

Lagi-lagi kami dipersilahkan untuk mencoba buah Loka dengan gratis. Beruntung sekali. Tadinya saya juga mau beli tapi niat itu akhirnya diurungkan karena susah dibawa ke Jakarta. Jadilah kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak penjual Loka dan berlalu ke sudut pasar berikutnya.

Pasar ikan!

Ikan Besar
Ikannya besar yaaa… Photo by : efenerr.com

Jangan meragukan kesegaran ikan-ikan yang ada di Bima. Semua penduduk Bima pastinya senang bisa makan ikan segar yang baru ditangkap dari laut setiap harinya. Saya jadi teringat kampung halaman saya di Sibolga yang menghasillkan ikan yang tidak kalah segarnya.

Saat berkeliling pasar ikan, saya dan Bang Chan sampai ngiler ingin membeli ikan-ikan itu dan memasaknya. Sayangnya, itu adalah hari terakhir kami di Bima dan siang hari kami sudah harus take off ke Jakarta.

Pagi itu kami puas sekali sampai-sampai lupa waktu. Sudah waktunya untuk pulang ke hotel dan berkemas menuju bandara. Supaya tiba lebih cepat di hotel, kami memilih naik delman di Bima yang lebih dikenal dengan nama benhur.

Bedanya dengan delman adalah benhur memakai ban mobil sebagai penggeraknya, bukan roda kayu seperti delman. Tentu saja kuda adalah penariknya.

Sensasi naik benhur ini sama kayak naik becak. Pendek soalnya. Pasti si kuda jadi cepat capek karena putaran roda yang kecil itu ya. Ah tapi kan kuda binatang kuat. Pasti mampu menarik beban empat orang penumpang plus barang.

Benhur pendek
‘Benhur’ nya pakai ban mobil kecil. Jadinya pendek banget. Photo by : efenerr.com

Menulis postingan ini dibarengi rasa rindu untuk kembali ke Bima, Sumbawa. Semoga bisa segera kesana. Kamu mau ikut? 😉

Perjalanan ini adalah undangan dari Kementerian Pariwisata Indonesia. Saya dan teman-teman media serta blogger mengeksplor beberapa tempat wisata di Sumbawa. Silakan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaTambora #PesonaSumbawa #PesonaIndonesia

About the author

An adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on.

Related Posts