“kalian libur ya dari tanggal 29 maret, masuk lagi tanggal 4 mei”, kata Mas Sadun, karyawan Sekretariat pariwisata UI. SUMPAH RASANYA PENGEN TERBANG! mungkin kedengarannya berlebihan. Tapi jika melihat betapa banyak kegiatan sejak memulai semester 4, definitely yes, we need holiday!
Bersama teman-teman travel, merencanakan liburan singkat ini mau trip kemana. Banyak pilihan yang terlintas. Garut, Jakarta City Tour, Bandung dan Ujung Genteng. Setelah proses yang panjang, kami pun memutuskan untuk memilih tour 3hari 2 malam di Bandung dan Ujung Genteng dan optimis bisa kesana ala kantong backpacker. hehehehee. 😀
31 Maret. Hari Keberangkatan. ( Day 1 )
Janji berangkatnya sih jam 11, tetapi banyak hal yang terjadi dengan jam Indonesia. :p Setelah menunggu Hiko berjam-jam, kami pun komplit. Siapa aja sih yang ikut??? Kami semua bersepuluh. Ada Satya (aku), Sella, Hiko, Ajunk, William, Rama, Bedil, Argi Tendo, Hadian and the last, our carefully and experienced driver, Rury! :p Tapi kami berangkat cuma berdelapan karena Argi nyusul pake travel dan Hadian adalah tuan rumah di Bandung, jadi dia sudah pulang duluan.
OKE! SIAP! BERANGKAT!!!!!
Keluar UI, lenteng agung, tanjung barat, LANCAAAARRRR!
Oke, masuk tol ya! Aku dengan noraknya nanya kiri kanan. :p Ternyata dari kami semua juga masih banyak yang buta Jakarta. Banyak bertanya ga bakal tersesat di jalan kan? :p
Masuk Karawang, kami mulai latihan Guiding. Pura-pura jadi guide. “on your left side, on your right side”, “well, ladies and gentlemen” udah jadi kalimat wajib kami selama di jalan. 🙂
Gpp kok, kan banyak latihan jadi terbiasa dan jadi cepat hebat!
Selama di tol tak henti-hentinya tertawa, ada saja ulah Hiko, William dan Ajunk. Bedil tidur dengan gayanya seperti mayat tapi bangun kalau ada makanan cukup jadi hiburan. hehehehehe. 😀
Dalam hati aku berkata, “Jadikan perjalanan kali ini tak terlupakan ya Tuhan”.
Eits, pintu tol masuk Bandung udah kelihatan. Yeay!!!
Setelah berkeliling ke daerah Cimahi, kami akhirnya menemukan rumah hadian yang dicat orange. Unfortunately, Hadian tidak ada dan orang tuanya juga ga ada di rumah dan ……. HUJAN!
Terima Kasih!
Menghubungi orang tanpa handphone memang siksaan paling berat! Aduh susahnya ga kepalang cuma mau hubungin seorang Hadian. Makan atiiii! Setelah percakapan singkat lewat YM dan diakhiri dengan telepon darurat, kami berangkat menyusul Hadian yang ada di kosan adiknya di Cilaki. Waktu sudah menunjukkan 17.30 WIB. Lelah dan lapar sebenarnya. Tetapi kami sepakat untuk ketemu Hadi terlebih dahulu.
Eits, ada masalah lagi. M A C E T! Telisik dan selidik di Twitter dari @infobandung katanya ada mobil yang nyangkut di rel kereta di dekat jalan yang sedang kami lalui (lupa jalannya). Yahhhhh. Semuanya pasrah.
Tapi suasana menjadi hidup lagi ketika para lelaki bercanda dan mulai melirik kanan-kiri untuk mencari mojang Bandung. Hahahaahahaa. 😀 Dasar LELAKI!
Lalalaalalalaala~
Tibalah kami di meeting point, di sebelah SMA nya Hadian (lupa lagi namanya) dengan perut yang super keroncongan. kruyuukkk. :3 Tetapi udara yang dingin benar-benar memanjakan kami para manusia ‘kegerahan’ dari Jakarta. Escape sebentar dari Jakarta adalah surga, benar-benar surga.
HADIAN DATANG! TERIMAKASIH!
Setelah proses panjang, kayak di Termehek-mehek kalau kata Sella, kami pun bertemu dengan target. HADIYAN NIBRAS! Si Minang Gondrong (sekarang udah enggak gondrong) :p
Karena tuntutan perut, kami sepakat untuk cari makan terlebih dahulu. Akhirnya kami dibimbing ke jalan Truno Joyo ke Restoran umm umm umm, lupa lagi (nanti dicari deh). hehehhee. :p Makanannya Prasmanan, pas sama kantong anak jalanan kayak kami ini. Haha. 😀 Makan malam kami saat itu berkisar 15.000-25.000 tergantung menu apa yang kami makan. Tapi enak makanannya. Bener deh. Aku makan banyak lalapan sampai kalap dan sampai dibilang kambing. -____-
PERUT KENYANG, HATI SENANG!
Perjalanan lanjut ke kosan adekknya Hadian di Cilaki. Cuma 15 menit udah nyampe. Kosannya kayak rumah Belanda jaman baheula. Tapi waktu masuk kamarnya, surprised banget dengan adanya lukisan-lukisan Buddha (SUMPAH GUE PENGGEMAR BUDDHA TO THE MAX) dan ada dreamcatcher yang digantung di tengah-tengah kamar. (SUMPAH NAKSIR ITU JUGA). Pokoknya kamar itu unik banget, kamar idamanlah bisa dibilang. Bahkan Hiko sampai nanya harga kos per bulan. Eh buset, dia mah rumah di Bogor, kuliah di Depok kok mau ngekos di Bandung?????? -____-
Tiba di kamar adeknya Hadian, semuanya masih malu-malu. Hahahahha. 😀
Akhirnya semuanya memberanikan diri untuk masuk dan berkenalan dengan teman-teman yang baru. Ga enak sih soalnya mereka lagi nonton Ada Apa Dengan Cinta terus kami datang mengganggu. Yaudah kami duduk di pojok, nge charge battery, cowok-cowok cari rokok, lenje lenje dulu setelah perjalanan berjam-jam. Malamnya kami bakal berendam di Sari Ater. Ngebayanginnya aja udah ngiler. :p
Malam menjelang. 23.00 WIB. Berangkat menuju Sari Ater, Ciater. Butuh 1,5 jam untuk tiba disana. Wah wah jalanannya LANCAR banget. Tapi Argi mulai iseng deh nakut-nakutin yang lain waktu on the way lewat Lembang. Brrrr. Semua merinding, soalnya jalanannya gelap dan benar-benar mencekam. Ah, masa bodo! Mbah Rury tetap santai nyetir dan jalan terus.
00.30 (kalau ga salah) kita udah nyampe Sari Ater. Biayanya Rp. 33.500/orang. Makin malam, makin mahal ternyata. Yaudah, tanpa babibu kita parkir, ambil perlengkapan, masuk Sari Ater dan MARI BERENDAMMMMMMM!!!!
AIR PANASNYA TAK TERKATAKAN ENAKNYA! ENAK SEKALI!!!!!
Ternyata banyak orang juga yang datang berendam waktu itu. Memang jam paling enak buat berendam sih jam segitu. Bandung lagi dingin-dinginnya dan airnya lagi panas-panasnya. 😀 Pake ada acara keramas sari Ater, iya ga Rama? Hhahahhaa. 😀
a. Pas mereka beli aku ga ikut. Nanti ya dicari infonya. :p
D