“Dulu, tahun 2001 itu saya baru menjabat sebagai Ketua PKK, lalu kebetulan Ketua RW nya juga baru terpilih. Jadi kita berinisiatif untuk membuat suatu gerakan agar lingkungan tempat kami tinggal lebih asri, hijau dan lebih nyaman untuk dihuni. Bersama-sama kami mencari tahu apa yang bisa kami lakukan dari rumah sendiri” ujar Ibu Ninik.
Ibu Ninik membagikan cara untuk membuat kompos dengan bahan tong biru, sterofoam dan karpet. |
Gerakan paling kecil yang bisa dilakukan adalah memilah sampah organik dan anorganik di tiap-tiap rumah. Kemudian sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga, diolah lagi menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik dipilah dan dimanfaatkan lagi, didaur ulang. Tidak mudah tentunya untuk mengajak seluruh warga untuk menjalankan ide yang diusung Ibu Ninik dan teman-temannya.
Setiap sudut kampung ada tempat sampah yang sudah dibagi menjadi sampah basah, sampah kering dan sampah beracun. |
Di tiap rumah, ada kantong sampah untuk memudahkan warga untuk mengantarkan sampah plastik ke Bank Sampah Rawajati. |
Program penghijauan ini tidak hanya dilakukan oleh para Ibu PKK saja melainkan para Bapak juga. Oleh karena itu mereka menyebutkan di Rawajati adanya PKK Plus. Semua orang (Bapak dan Ibu) punya tanggung jawab masing-masing. Ada yang mengelola aktivitas bank sampah, pengolahan kompos, tanaman hidroponik dan membuat lubang resapan biopori.
Sampah plastik dipilah, disiangi dulu sebelum dicacah di mesin pencacah plastik. |
Bu Ninik berbaik hati mengajarkan kami bagaimana cara membuat kompos dari sampah organik. Dengan modal tong plastik, sterofoam, karpet yang jadi pelapis di bagian bawah dan atas, kita juga bisa membuat sendiri di rumah. Limbah rumah tangga seperti sayur dan buah dicacah dan dimasukkan ke dalam tong lalu dicampur dengan kompos yang kasar. Didiamkan saja satu bulan sambil diaduk beberapa hari sekali, jadilah kompos cair rasa buah. Hahaha.
Limbah rumah tangga yang akan diolah menjadi kompos organik. |
Nah, untuk sampah anorganik, Bu Silvi berbaik hati menunjukkan Bank Sampah Rawajati kepada kami. Ada banyak kotak-kotak berisi barang bekas yang masih bisa didaur ulang, timbangan dan juga mesin pencacah sampah plastik.
Ibu Silvi sedang menjelaskan proses Bank Sampah Rawajati. |
“Tiap warga bisa membawa sampah plastik yang sudah dipilah ke sini, pakai kantong sampah yang sudah dibagikan. Nanti sampahnya ditimbang, dikemas rapi lalu dijual lagi ke Bank Sampah Kota Jakarta yang ada di Matraman” lanjut Ibu Silvi lagi.
Barang-barang plastik yang bisa dijual ke Bank Sampah. |
Mesin pencacah plastik, bantuan dari ASTRA. |
Dari sampah di atas, Ibu-Ibu di Rawajati menyulapnya menjadi vas bunga, keranjang belanja, wadah buah, hiasan bunga plastik, tissue box bahkan tikar. Keren banget kan? Kerajinan-kerajinan ini kerap ditampilkan di berbagai pameran dan mengundang decak kagum banyak orang. Ada satu ruang khusus juga di Rawajati yang diperuntukkan menjadi etalase produk kerajinan daur ulang itu. Tak sedikit tamu yang datang berkunjung ke Rawajati memborong hasil kerajinan dari sampah itu, soalnya menarik dan unik sekali.
Diajari membuat kerajinan dari sampah kertas dan koran. Bisa disulap menjadi barang-barang ini lho! |
Kerajinan ini bisa dibeli dengan harga Rp 50.000,- hingga Rp 200.000,- |
Ibu Mimi dengan wajah sumringah menjelaskan semua produk yang dihasilkan oleh Ibu-Ibu di Rawajati. Ada peyek, jamu-jamuan seperti jahe merah, temulawak bahkan bir pletok dibuat dalam kemasan yang sangat menarik dan enak. Tentu saja saya bisa bilang enak karena saya sudah mencicipinya sendiri bahkan membawa pulang beberapa. Hahahaha…
Produk-produk penganan makanan dan minuman yang dibuat oleh Ibu-Ibu Rawajati. |
“Ini pohon Kelor lagi popular di kalangan Ibu-Ibu karena ternyata banyak manfaatnya. Daunnya kalau dikonsumsi bagus untuk membantu menurunkan kolesterol, bikin jadi lebih sehat. Jadi sekarang lagi senang menanam ini” ujar Ibu Mimi sambil menyerahkan satu bibit pohon daun kelor yang masih dibungkus polybag untuk saya tanam.
Menanam Pohon Kelor di halaman rumah. |
Coba bayangkan jika semua rumah di Indonesia melakukan hal seperti yang dilakukan warga Rawajati pasti Indonesia asri sekali. Enak kan?
Hijau dan sega r banget kan Rawajati ini? Demeeennn betah lama-lama di sini. |
Yuk sama-sama kita wujudkan Indonesia Zero Waste 2020! (pesan dari Bapak Presiden!)
Untuk cerita-cerita inspiratif dari Kampung Berseri ASTRA lainnya, kamu bisa baca di SATU INDONESIA yaa….