Kapal kecil berpenumpang lima belas orang melaju dengan sangat cepat membelah laut tenang tak berombak. Panas matahari membakar kulit kami yang duduk di bagian belakang kapal. Setelah mengoleskan tabir surya, menutup wajah dan badan dengan kain, kami tertidur berjam-jam sepanjang perjalanan.
Kapal yang mengantarkan kami ke Wayag |
Tidak lengkap katanya berlibur ke Raja Ampat jika tidak menjejak di Wayag atau Piaynemo, untuk melihat gugusan karst hijau yang menjulang gagah di atas lautan biru. Ah, itu sebenarnya kurang pas. Memang benar bahwa daya tarik terbesar Raja Ampat adalah Wayag dan Piaynemo namun tak berarti tidak ada hal menarik lainnya. Ada banyak pulau-pulau lain yang bisa memberikan kesan menyenangkan. Seperti saat saya tinggal dua minggu di Pulau Arborek.
Memancing hanya memakai bilah bambu sederhana saja. |
Salah seorang anak yang menarik perhatian saya adalah Siena yang saat saya tanya siapa namanya, bercanda dengan memperkenalkan diri sebagai singa. Rambutnya yang jigrak berwarna pirang dan coklat memang membuatnya terlihat seperti singa kecil yang menggemaskan. Sudah ada empat ikan kecil yang dia tangkap pagi itu. Sayang tak ada banyak waktu untuk bercengkerama dengan anak-anak ini karena speed boat kami akan berangkat ke Wayag. Walau begitu, melihat senyum mereka saja sudah membuat perasaan saya senang.
Cuaca kepulauan yang bisa berubah ekstrim, berangin dan berombak besar kapan saja bisa membahayakan kapal dan penumpangnya. Tanpa adanya orang Serpele, tentu akan sangat sulit mengetahui jika kapal bermasalah apalagi di sana tak ada sinyal. Pun orang Serpele lebih jago untuk mencari tempat berlindung jika memang kapal akan berhadapan dengan badai.
naik ke atas bukit. Nyatanya, kita harus meloncat dari kapal langsung ke dinding karst yang cukup tajam. Berhati-hatilah saat melangkah agar tidak tergelincir ya.
Gambaran jalur menuju puncak Wayag 1. Sama saja konturnya dengan jalur puncak Wayag 2 |
Meski pijakan hingga ke puncak adalah batuan karst yang cukup tajam, awak kapal yang membawakan minuman untuk rombongan kami berjalan santai saja tanpa alas kaki. Seperti kambing gunung, si bapak begitu lincah bergerak ke atas sambil membawa kantong kresek hitam yang besar.
Bisa sampai ke sini berdua kesayangan itu bahagianya tak terkatakan! |
View dari Puncak 1 Wayag. |
Si cantik kesayanganku Devanosa (IG @devanosa) Idola jutaan lelaki soleh… |
Di kawasan Puncak Wayag 1, terbentang pantai pasir putih yang asyik dipakai untuk berenang santai. Siapa yang tahan untuk tidak menceburkan diri jika ada pemandangan air laut biru jernih di depan mata?
The crystal clear water! |
View dari Puncak 1 Wayag! |
Sayangnya waktu itu saya tidak berenang karena menjadi orang terakhir yang turun dari Puncak Wayag 1 dan kami harus segera bertolak ke pusat konservasi Wayag untuk makan siang dan laporan kepada petugas di sana. Biasanya di pusat konservasi ini, seluruh wisatawan harus menunjukkan Raja Ampat Tourist ID yang harganya Rp 500.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp 1.000.000,- untuk wisatawan mancanegara.
Makan Siang Bersama Hiu
Ooooo cute baby shark! |
Siang itu makin semarak karena alunan musik Maumere “ge mu fa mi re” mengalun dari pengeras suara yang ada di pusat konservasi. Saya, Deva dan Tante berjoget mengikuti nada gembira hingga Bang Ifan mengisyaratkan bahwa kami harus segera pulang ke Hamueco Dive Resort, tempat kami menginap. Ah, cepat sekali waktu berlalu.
Tim Hore Wayag! Terima kasih guide hore kami Bang Ifan! Thanks HamueEco! |
Menjejak di Raja Ampat adalah satu impian saya sejak lama. Bersyukur bahwa saya mendapat berkat semesta lewat HamuEco Dive Resort yang menyiapkan trip yang sangat menyenangkan. Boleh lho intip Hamueco di Instagram, website nya atau langsung email ke [email protected].
Catatan Kecil :
- Untuk biaya trip ke Wayag ini sekitar Rp 2.500.000,- per orang namun tergantung jumlah orang. Jika sedikit, maka biayanya akan lebih mahal. Cara terbaik untuk menghemat adalah mencari tahu open trip ke Wayag. Bisa kontak HamueEco Dive Resort untuk tahu jadwal trip mereka ke Wayag ya. Tidak ada yang lebih murah dari harga ini karena memang jumlah bbm yang dibutuhkan ke Wayag itu banyak sekali.
- Musim terbaik untuk mengunjungi Wayag adalah Maret – Mei dan September – November. Meski cuaca kini sulit diprediksi namun biasanya cuaca baik pada bulan-bulan tersebut. Kemarin kami pergi di bulan Januari dan beruntung sekali hari super cerah!
- Untuk mendaki ke Wayag, pakailah alas kaki yang aman dan nyaman seperti sepatu atau sendal gunung. Pakai sendal jepit agak sedikit berisiko jika terpeleset.
- Meski sudah dibawakan air minum oleh TL, tetap saja saya terbiasa untuk membawa tas kecil berisi botol air minum, ditambah kamera dan sunblock.
- Memakai topi dan sunglasses sangat disarankan agar kepala tidak pusing karena tersengat panas matahari dan mata tidak silau.
- Jangan lupa ambil foto dan video sebanyak-banyaknya untuk kenang-kenangan ya 😉
Masya Allah keren banget alamnya Indonesia, Mba Satya! Thank u for bringing us that wonderful photos ^_^
Aku udah pernah ke Raja Ampat cuma belum kesampean ke Wayag semoga someday aku bisa kesana 😍
Semoga someday aku bisa kesana kayak Satya ya, dulu udah ke Raja Ampat, tapi belum kesampean kesana..��
Terima kasih Kak Ika sudah mampir. Iyaaaa ada teman yang sudah berkali-kali ke Raja Ampat belum menyambangi Wayag memang karena butuh biaya mahal. Aminnnnn. Semoga bisa ke sana dalam waktu dekat 😉
Hai Kak Julee, terima kasih sudah mampir di blogku. Semoga kalian suka sama cerita dan foto-fotonya ya xD
Halo Satya,
Mau tanya untuk biaya trip kesana yang Rp 2.500.000 per orang ini untuk pulang pergi bukan? Dan durasi selama di wayag berapa lama yah sampai kapalnya kembali?
Aku kanget balik Raja Ampat dan pas bisa naik di puncak Wayag rasanya ini toh gambar yang aku liat di kalender dinding sekarang kenyataan.
Kamu ganti baju buat foto di sana ya satya 😀
Iya banget Koh. Rasanya masih nggak percaya bisa berdiri di sana. Sebenarnya pengen lama-lama di sana tapi nggak kuat terik panasnya. Hahahaha!
Iyaaaaa tul! Wajib dong ganti baju biar bervariasi foto-fotonya Koh 😉
Halo borukaro! Terima kasih sudah mampir ya. Itu paket Rp 2.500.000 berangkat dari HamuEco Resortnya. Bisa negosiasi sama mereka kalau kamu nggak menginap di HamuEco. Perjalanan berangkat 3 jam, eksplor Wayag 1 dan Wayag 2 dan makan siang sekitar 5 jam karena jam 3 sore sudah harus berangkat kembali menuju Waisai 😉
Masih masuk top wishlist destinasi indonesia yang mau disamperin~~
Amin ya aminnnn Mi. Tunggu Raka agak gedean terus diajak main ke Raja Ampat ya Mi….
Duhhhh ini tanah impian banget 🙁 sebelum nikah harus kesini duluu 🙁
http://www.irhamfaridh.com
Hai Kak Irham terima kasih sudah mampir ya. Semoga tercapai segera impiannya untuk menjejak Raja Ampat. Aminnnnnn 😉