“Likupang? Itu yang di Nusa Tenggara Timur kan?” tanya seorang teman saat saya beritahu akan berangkat eksplorasi ke sana.
Saya jawab pertanyaannya dengan tertawa tetapi maklum karena Kupang memang familiar di telinga kita.
Namun Likupang ya berbeda, ada ‘Li’ di depannya dan tidak sama sekali berdekatan lokasinya dengan Kupang Nusa Tenggara Timur.
Likupang yang saya maksud ini terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang ditempuh kurang lebih 2 jam berkendara dari ibukota Sulut, Manado.
Eh, tapi di sana sedang ada pengerjaan jalan tol Manado—Likupang dan nanti setelah rampung, waktu tempuhnya jadi cuma 30 menit saja, mantap kan?
Alasan mengunjungi Likupang
Saya tertarik untuk eskplorasi Likupang karena destinasi ini masuk ke dalam daftar destinasi super prioritas Indonesia, berjejer dengan Danau Toba, Mandalika, Borobudur dan Labuan Bajo. Semuanya sudah saya kunjungi selain Likupang.
Makanya saya penasaran betul seindah apa sih destinasi ini sampai jadi destinasi super prioritas?
Biasanya kan kalau kita ke Manado, pasti mikirnya Bunaken atau Tomohon yang wajib dikunjungi. Nah, katanya Likupang nggak kalah cantiknya lho dengan dua destinasi tersebut.
Dikelilingi perbukitan dan pulau-pulau kecil berpasir putih dengan laut biru jernih jadi ‘highlight’ dari Likupang ini. Makin—makinlah ya saya penasaran. Jadi tak lupa saya membawa peralatan diving karena ingin menjajal panorama bawah lautnya juga.
Mana tahaaaannn nggak nyebur kalau ketemu laut biru jernih gitu kan?
Terbanglah saya dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sam Ratulangi di Manado dan lanjut naik mobil sewaan menuju Likupang. Baru keesokannya saya memulai eksplorasi ke beberapa destinasi menarik di sana.
Menyelam di Pulau Lihaga
Destinasi pertama yang saya sambangi di Likupang adalah Pulau Lihaga dan pas sekali hari cerah terang benderang di hari itu. Rombongan kami berhenti di satu warung yang ada dermaga kecil di belakangnya yang dikenal dengan nama Pelabuhan Serei Likupang.
Dari dermaga itu, kami bertolak ke Pulau Lihaga selama 30 menit dengan kapal berkapasitas 20 orang. Laut tenang membuat perjalanan kami tak terasa sama sekali. Saya asyik duduk di bagian depan kapal karena masih pagi dan matahari belum terik menyengat. Terbayang kan betapa enaknya angin laut sepoi-sepoi di atas kapal? Duh jadi pengen cepat ke pantai lagi jadinya.


Sebenarnya ada beberapa pulau di sekitarannya, namun saya hanya sempat berkunjung ke Pulau Lihaga saja. Para pelancong bisa snorkeling maupun diving untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Saya sarankan, datanglah pagi-pagi jika ingin menyelam agar tidak berarus kencang karena saya merasakan sendiri setelah jam 10 pagi, arusnya cukup kuat dan jadi sedikit keruh.

Dive Guide saya sangat menyenangkan dan kami hanya menyelam berdua saja. Visibility yang baik, air pagi hari yang hangat, terumbu karang warna warni dan Coral Fish yang beragam membuat impresi saya pada Likupang luar biasa. Sebagai penyuka alam bawah laut, saya tentu merasa tidak salah memilih Likupang untuk dieksplor.
Kalau yang takut menyelam atau tidak bisa berenang, tetap bisa menikmati keindahan pulau Lihaga dan pulau lainnya dengan bersantai piknik di pantai. Duduk santai berjemur di pantai bersih sambil melihat pemandangan laut biru juga tak kalah menyenangkan, bukan?
Tapi saya sih pasti lebih menyarankan kalian untuk nyebur di sana. Kan tanggung sudah datang jauh-jauh tapi nggak mencicipi bawah lautnya lho~



Santap Nikmat Seafood di Pantai Paal
Setelah Pulau Lihaga, kami bertolak menuju Pantai Paal yang tidak kalah cantiknya.
Sayang, siang itu agak mendung sehingga warna tosca lautnya tidak terlalu memancar. Padahal pantainya panjang dan luas untuk kita bersantai dan bermain. Tetapi untuk berenang disarankan untuk selalu waspada karena ombaknya cukup besar.
Sambil menikmati panorama pantai, kami bersantap siang hidangan laut segar yang dibuat oleh warga setempat. Semua bahannya segar sehingga rasanya manis betul. Harganya terjangkau pula karena memang itu semua hasil tangkapan lokal.
Duh, beruntung sekali orang-orang yang tinggal di pantai atau di pulau bisa makan seafood segar setiap hari ya. Hahaha…
Menanti Matahari Pagi di Pantai Bukit Pulisan
Setelah sehari sebelumnya eksplor Pulau Lihaga dan Pantai Paal, saya dan teman-teman bangun pagi buta untuk berangkat ke Pulisan, tempat dimana kita bisa menikmati matahari terbit dengan background view pantai Pulisan.
Kami tiba agak terlambat sedikit sehingga matahari sudah naik cukup tinggi, tetapi cuaca cerah dengan langit biru sedikit mengobati kekecewaan kami. Saya dengan gembira menerbangkan drone saya untuk berkeliling dan melihat panorama keseluruhan pantai dan bukit Pulisan.
Sebenarnya lokasinya paling asyik buat bikin tenda dan menginap semalaman, jadi bisa menikmati matahari terbit dan terbenam di satu tempat saja.
Bagaimana? Ada yang mau kemping ceria di Pulisan bareng saya? Dijamin seru deh, nanti dimasakin yang enak-enak juga. Mau mau?



Di Pantai Pulisan ini juga ada satu goa kecil yang saat air laut surut bisa dimasukin. Sayang Ketika saya di sana, air laut sedang pasang, jadi kapalnya tidak bisa merapat. Goanya memang tidak terlalu besar namun saya penasaran juga ada apa ya di dalamnya.
Berarti saya punya alasan kuat untuk kembali ke Pulisan nih hahahaha…
Sebenarnya ada satu lagi destinasi yang ingin kami sambangi namun waktunya tidak cukup, namanya Ekowisata Bakau Bahoi.
Di sana, penduduknya sudah menyiapkan homestay yang bisa kita inapi dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 200.000 – 500.000 per hari dan sudah termasuk makan serta snorkeling set. Good deal kan yaaaaa!
Untuk menuju Likupang sebenarnya bisa naik kendaraan umum dari Manado tetapi saya tetep menyarankan untuk menyewa mobil saja biar lebih luwes eksplorasinya. Untuk sewa mobil kisaran harganya Rp 350.000—Rp 700.000 per hari termasuk supir.
Saranku kalau kalian mau ke Likupang, datanglah di bulan Maret – Oktober, karena itu adalah waktu terbaik untuk berkunjung di mana curah hujan tidak tinggi seperti bulan November—Februari.
Yuk, ke Likupang yuk! Kalau kalian mau ke sana, colek-colek ya! Video perjalanannya nanti akan segera tayang di youtube!
Cheers,
***
Ini merupakan cerita perjalanan saya saat mengunjungi Likupang di Minahasa Utara medio awal tahun 2020. Sekiranya terdapat informasi terkait informasi harga adalah saat kunjungan. Mungkin saat ini sudah berubah sehingga tidak relevan lagi. Namun, semoga perjalanan ini bisa menginspirasi kamu.
5 thoughts on “Menjelajah Likupang (Bukan Kupang), Primadona Baru Sulawesi Utara”
begitu lihat foto gugusan pulau yang pertama langsung "wah, gila!" air lautnya biru, jernih, pasir pantainya putih banget kayak habis pake skincare.
sebenernya aku baru tau lho, kak sat, kalo Likupang ini jadi destinasi prioritas hahaha. selama ini taunya ya borobudur sama bajo (hasil baca).
kalo di likupang sendiri ada tempat nginepnya nggak ya? atau harus ke manado?
Pikiranku pas lihat foto-fotonya malah tidak mikir bagaimana kalau snorkeling di sana, atau malah diving. Lebih pada, kayaknya menarik mancing dari tebing atau naik sampan kecil. Terus kemping dan bakar ikan.
@Nasi Memang kau betul anak pulau ya darahnya Nasi, senangnya santai di pulau, mancing ikan, bakar ikan di tepi pantai sambil kemping. Yuk kalau belum bisa ke Likupang, ke Karimun Jawa ajalah hahahaha…
@Gallant Hahahahaha aduh aku ngakak Lan pas baca kamu bilang putihnya glowing ya kaya pake skincare. Memang karena secantik itu dijadikan destinasi super prioritas, biar orang kalau ke Sulawesi Utara, mampir ke Likupang habis dari Bunaken (kalau Bunaken memang terkenal kali).
@Gallant Oh iya untuk penginapan, sudah ada kok di Likupang. Ada homestay sampai hotel, cuma kemarin kami staynya di Manado. Aku kalau ke sana lagi, lebih milih ninggal di homestay di kampung wisata bakau mereka, kayaknya lebih seru hohohohoho…
Comments are closed.