Menyederhanakan Hidup dengan Bertualang Bebas

26

“Life begins at the end of your comfort zone”.

Kalimat itu tepat sekali untuk menggambarkan saya, penyuka petualangan, dan tantangan. Mengarungi derasnya arus sungai, menapakkan kaki ke tanah basah dengan jalur terjal hingga menjajal olahraga paralayang adalah kenikmatan buat saya.

Satya Paralayang

Kok mau sih melakukan kegiatan yang membahayakan diri sendiri, Sat?” adalah pertanyaan yang sering sekali saya terima dari lingkungan pertemanan maupun keluarga.

Perempuan itu seharusnya ya ikut kegiatan yang terkait dengan keindahan, bukannya main kotor-kotoran, papar mereka lagi. Kehidupan yang saya jalani ini sering dianggap aneh dan agak keluar dari koridor kodrat perempuan. Tapi apa iya sampai sekarang hal itu masih berlaku?

Biasanya saya tanggapi seluruh komentar itu dengan mengatakan bahwa pada dasarnya laki-laki dan perempuan itu punya kekuatan yang sama. Seharusnya tidak ada pengotak-kotakkan antara lelaki dan perempuan. Kalau para lelaki bisa melakukannya, kenapa saya tidak? Bagaimana menurut kalian? Setuju?

Kegemaran saya bertualang tentu saja membawa saya ke banyak tempat ke penjuru nusantara. Supaya orang lain merasakan pengalaman perjalanan saya, maka ditulislah semua yang saya rasakan di blog ini.

Jadi, setiap ada yang bertanya bagaimana pengalaman saya bepergian ke sana kemari, tanpa panjang lebar saya katakan “silakan baca langsung di blog ya”. Simple, kan?

Satya di Hutan

Menggabungkan dua hobi (bertualang dan menulis) ternyata sangat menyenangkan. Saya bisa melakukan petualangan sekaligus terus menulis cerita-cerita seru perjalanan. Dua hal yang sudah melekat di diri saya, yang menjadi identitas dan ciri khas.

Dua hobi ini juga ternyata yang membawa saya menjalani hidup sekarang. Saya mengambil kuliah dengan jurusan Pariwisata, jurusan yang sangat menyenangkan karena memang saya penyuka jalan-jalan.

Di samping kuliah, saya juga sedang menjalani pekerjaan sebagai “Content Writer” di salah satu Digital Agency di Jakarta Selatan, kantor yang nyaman dan menyenangkan. Di kantor pun, saya difokuskan pada segmen Travelling Contents. Semuanya berkaitan dengan jalan-jalan. Kurang asyik apa coba?

Satya di Danau

Setiap harinya saya disibukkan dengan pikiran bagaimana membagi waktu antara kerja, kuliah, dan juga tetap melakukan kedua hobi saya. Meski lelah, saya menyadari bahwa saya suka menjadi sibuk, suka tenggelam di dalam banyak kegiatan yang membuat saya tidak harus bengong dan tidak produktif.

Buat beberapa orang mungkin hidup saya terlihat sibuk, rempong. Padahal buat saya, itulah hidup yang sederhana, di mana saya bisa mengontrol sendiri kehidupan saya dengan melakukan kegiatan yang saya suka.

Acap kali saya menerima komentar, “kok Satya jalan-jalan terus sih? Kuliahnya bagaimana? Kerjaannya bagaimana?”. Yah setiap harinya kita dihadapkan dengan berbagai pilihan-pilihan yang saya rasa kita semua mampu untuk menentukan jawabannya.

Kamu memilih A, B atau C pasti ada konsekuensinya. Jadi selain memerlukan keahlian manajemen waktu yang baik, kita harus berani mengambil konsekuensi. And remember! No regrets!

Saya juga masih ingat teman-teman bilang, saya kurang memberi waktu kepada diri sendiri untuk bersantai. But hey, setiap hari saya bersantai, kok. Saya menjalani kuliah, kerja, dan hobi saya dengan santai. Saya menyukai semuanya. Apakah karena kegiatan yang begitu padat, kalian mengira saya tidak pernah bersantai? Hehehe…

Satya Baca Buku

Semua dikembalikan lagi ke cara kita berpikir, untuk menyederhanakan segala aktivitas yang kita jalani. Dibawa ringan, jangan dijadikan beban pikiran. Kuliah itu enak, kerja itu enak, jalan-jalan, dan bertualang itu enak.

Saya hanya ingin hidup sederhana, melakukan apa yang saya suka dan juga berusaha untuk menjadi orang berguna. Saya tidak hanya ingin terfokus kepada kebahagiaan saya sendiri, tetapi juga kebahagiaan orang lain. Salah satu cara yang saya lakukan adalah berbagi cerita di blog ini. Sharing is caring, they said.

Dengan beragam aktivitas yang padat, saya tahu bahwa kesehatan adalah kunci nomor satu agar saya bisa melakukan semua aktivitas tersebut dengan baik. Jadi kalau ditanya apa kunci saya terlihat bugar dan bisa jalan-jalan terus, jawabannya adalah air putih!

Air Minum Mountoya

Mountoya adalah air mineral dalam kemasan yang enak untuk dibawa bepergian. Berasal dari mata air Cipaniis, Gunung Ciremai, Jawa Barat, Mountoya dikemas dalam botol yang elegan dan ramah lingkungan (tidak memakai label plastik karena label plastik sulit didaur ulang, tidak sama seperti botolnya).

Saya paling suka membawa Mountoya yang berukuran 600 ml ketika traveling. Botolnya ramping, airnya bening dengan botol cantik tanpa label plastik. Kini, Mountoya tidak hanya hadir di Cirebon, tetapi juga di berbagai kota-kota besar di Indonesia. Bisa langsung dikirim ke rumah masing-masing juga, lo!

Slogan #LiveSimply yang diusung oleh Mountoya ini mengingatkan saya lagi tentang bagaimana menjalani hidup yang menyenangkan dengan menjadi diri sendiri. Tak perlu takut berbeda dengan yang lain.

For me, live simply is when you can embrace the moment. Do whatever you like, go travel as far as you can. Go for adventure, push your limits. Make fun of yourself, be happy!

Live simply, remain grateful…

Jadi, apa #LiveSimply versi kamu?

About the author

An adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on.

Related Posts