Mojok Cantik di Warkop Modjok Bandung

Mojok Cantik di Warkop Modjok

Zaman sekarang, jika ingin membangun usaha kuliner, menyajikan makanan dan minuman enak rasanya tidak cukup. Kreatifitas sang pemilik juga menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha. Yang saya maksud di sini adalah desain dari tempat tersebut. Tidak harus mewah dengan perabotan mahal. Menggunakan bahan bekas dan seadanya juga bisa menarik banyak pengunjung.

Yang mau saya ceritakan kali ini adalah warung kopi unik di Bandung yang baru dibuka sekitar 2 bulan lalu. Dikarenakan tempatnya menarik dan mendengar rumor kopi yang mereka sajikan enak, saya pun pergi ke sana.

Lokasi Warkop Modjok ini ada di dalam Perumahan Pondok Hijau Indah (masuk dari Jalan Sersan Bajuri), tidak jauh dari Terminal Ledeng. Supaya mudah, kita bisa naik Uber, Gojek, atau kendaraan pribadi.

Jika kebingungan, silahkan tanya bapak penjaga di gerbang perumahan, pasti mereka tahu. Ikuti saja jalan masuk dari gerbang dan nanti akan menemukan satu-satunya rumah kayu kecil, kontras dengan rumah-rumah beton di sekelilingnya, di sisi kanan jalan.

Payung-payung Warkop Modjok

Rumah kayu kecil ini mengingatkan saya akan rumah-rumah di buku dongeng, semacam rumah Hansel & Gretel. Pondok berwarna biru dengan pagar kayu putih dan taman kecil beragam bunga. Manis sekali.

Saya datang sekitar pukul 11 siang, namun udaranya masih sejuk karena lokasinya di Bandung Utara. Kita bisa memilih untuk duduk di bagian halaman atau di dalam pondok kayu. Kalau matahari tidak terlalu terik, enak sekali duduk-duduk di bangku kayu yang ada di halaman sambil menyesap kopi.

Namun entah kenapa saya memilih pojokan dekat jendela, posisi enak untuk membaca buku sambil memperhatikan orang-orang yang berseliweran.

Toilet Warkop Modjok

Saya memesan Vietnam Dip dan teman saya, Alvy memesan coklat panas. Untuk cemilannya, kami memesan banana bread. Di sini, memesan paket secangkir kopi dengan banana bread dihargai Rp15.000,00 saja. Bersahabat sekali harganya di kantong mahasiswa seperti saya.

Barista Warkop Modjok Beverages Warkop Modjok

Sewaktu akan membayar ke kasir, mata saya tiba-tiba tertuju ke papan menu, “Indomie Rebus Sambal Matah”. Tanpa ba-bi-bu, saya masukkan juga menu itu ke pesanan saya. Penasaran juga rasanya seperti apa. Kata “Sambal Matah” saja sudah membuat saya meneteskan air liur.

Pengunjung tidak terlalu banyak pagi itu, padahal setiap akhir pekan, tempat ini selalu penuh. Penuh sama anak muda yang mau berfoto-foto. Ya maklum, dengan maraknya media sosial, pastinya banyak yang tidak mau ketinggalan untuk mencicipi tempat baru. Mungkin karena itu si pemilik berinisiatif memasang papan kayu di bagian halaman dengan tulisan “Dimohon minum kopi.”

Saya beruntung bisa berjumpa langsung dengan Kang Fendi, sang pemilik Warkop Modjok, yang sesekali merangkap sebagai kasir. Beliau ramah sekali kepada para pekerjanya dan juga kepada seluruh pengunjung.

Kasir Warkop Modjok

Dari obrolan kami yang singkat, Bang Fendi bercerita tujuannya membangun Warkop Modjok adalah untuk menyajikan kopi yang enak dan terjangkau semua kalangan. Kita bisa lihat sendiri biji-biji kopi yang tersusun rapi di meja dan proses pembuatannya hingga tersaji di cangkir.

“Awalnya saya bangun tempat ini memang karena kepengen punya pondokan kayu. Terus kepikiran untuk dijadikan tempat usaha, jadilah Warkop Modjok”, jelas Kang Fendi.

Bahan-bahan kayu dan perabotan di Warkop Modjok kebanyakan adalah barang bekas yang didaur ulang tetapi tetap cantik karena dipoles dengan apik.

Untuk biji kopi, Kang Fendi bekerja sama dengan Armor Coffee yang ada di dalam Tahura (Taman Hutan Raya) Juanda. Ragam kopi yang disajikan mulai dari Arabica, Robusta, Liberica, dan Luwak. Saya akui kopinya benar-benar enak.

Satya di Warkop Modjok

Bagi pengunjung yang bukan peminum kopi, biasanya memilih coklat, Milo Tubruk, Jeruk Nipis, Jahe Rempah. Kisaran harganya Rp10.000,00–Rp17.000,00. Cemilan yang mereka tawarkan pun beragam, ada Tempe Mendoan, Pisang Cantik, Cireng, Mantau Xuxu, Laba-Laba Cantik, Singkong Goreng, dll.

Jika datang di jam makan siang, ada beberapa menu makanan berat seperti Nasi Goreng, Soto Ayam, Bandeng Presto, Indomie Telor Sambal Matah, dll.

Saya menyarankan untuk datang pagi-pagi sekitar jam 9 (jam baru buka) jika ingin suasana yang sepi karena Warkop Modjok selalu ramai di saat jam makan siang dan akhir pekan. Kemarin saja saya menunggu lama agar Warkop Modjok cukup sepi untuk difoto. Hehehe…

Nongkrong di Warkop Modjok

Warkop Modjok juga menyediakan layanan wi-fi. Enak juga buat mobile working atau update blog.

Yuk, siapa yang mau mojok cantik ke Warkop Modjok? 😉


Warkop Modjok
Jalan Pinus Raya No 73B, Perumahan Pondok Hijau Indah (masuk dari Jalan Sersan Bajuri, tidak jauh dari terminal Ledeng)
Jam Buka : 09.00 – 00.00 WIB

Twitter / IG / FB : @warkopmodjok

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

9 thoughts on “Mojok Cantik di Warkop Modjok Bandung”

  1. Timothy W Pawiro

    Wah tempatnya emang pas utk nongkrong2 cantik ya kakaakkk :3

    Kopinya so pasti enak nih ya, soalnya kerja sama dengan Armor Kopi … Kl blm pernah ke Armor Kopi, kudu mesti ke sana, kaakkk …

  2. bukanrastaman

    sangat setuju dengan kata kata ini :

    "Zaman sekarang, jika ingin membangun usaha kuliner, menyajikan makanan dan minuman enak rasanya tidak cukup. Kreatifitas sang pemilik juga menjadi salah satu kunci keberhasilan usaha. Yang saya maksud di sini adalah desain dari tempat tersebut. Tidak harus mewah dengan perabotan mahal. Menggunakan bahan bekas dan seadanya juga bisa menarik banyak pengunjung'"

  3. Terima kasih Wahyu. Hehehehe. Iya solanya seiring perkembangan zaman, kita dituntut untuk kreatif, di bidang apapun 😉

  4. Dinda Pratiwi

    desember lalu juga saya kesini, keren tempatnya unik bgt, buat foto bagus.
    Malahan temen2 di Jakarta pada nanya koq bisa nemu aja tempat beginian di bandung dan banyak yang pada pengen kesini. hihi
    Salam kenal yaa. saya suka baca blognya. 🙂

  5. Halo Dinda, terima kasih sudah mampir yaaaa. Yaaaaa karena hampir setiap akhir pekan, orang Jakarta lah yang menuh-menuhin Bandung, termasuk aku. Hahahaha :p

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top