Naik Gunung Papandayan Bak Tuan Putri Bersama Basecamp Adventure

Gunung Papandayan

Kalau ada pertanyaan yang datang dari teman-teman, kira-kira gunung apa yang cocok untuk pendaki pemula, saya pasti akan menjawab Gunung Papandayan yang ada di Garut.

Kenapa?

Gunung Papandayan lokasinya tidak terlalu jauh dari Jakarta, jalurnya relatif landai dan untuk sampai di puncak, hanya butuh waktu trekking sekitar 4 jam saja. Medannya juga bukan vegetasi lebat seperti hutan hujan tropis. Pemandangannya juga bervariasi, mulai dari kawah belerang aktif, pohon cantigi, hutan mati dan juga padang edelweiss yang luas sekali.

Jadi, saya tidak pernah berpikir dua kali jika diajak nanjak ke Papandayan. Tak akan pernah bosan.

Satya di Gunung Papandayan
Mendaki di jalur kawah belerang Papandayan (Photo : Janatan Ginting)

Tapi perjalanan ke Papandayan kali ini sedikit berbeda. Biasanya saya dan Janatan membawa perlengkapan naik gunung kami sendiri seperti tenda, kompor, matras, logistik, dan lain-lain. Kali ini, kami mempercayakan Basekamp Adventure yang merancang pendakian kami.

Selain saya dan Janatan, ada Kak Abex @anak_bebek, Kokoh Billy @billydjokosetio , Kokoh Alex @amrazing dan Kak Gemala Hanafiah @g_hanafiah dan teman-teman dari @basekamp.adventure.

Grup Gunung Papandayan

Selain saya dan Janatan, mereka semua berangkat dari Jakarta dan kami bertemu di Cileunyi lalu bersama-sama berangkat ke Garut. Enaknya di dalam elf berkapasitas 12 orang itu, minuman dan camilannya banyak. Seru deh sepanjang jalan ngobrol ngalor ngidul, dan ternyata begitu yang terjadi selama dua hari pendakian. Nggak berhenti tertawa.

Satya Janatan Gunung Papandayan

Sebenarnya agak susah mendapati Gunung Papandayan sepi. Ya karena itu tadi, gunung ini terbilang gampang (meski sebenarnya kita tidak boleh meremehkan atau menggampangkan naik gunung). Oleh karena itu kami naik gunung sewaktu bulan puasa, jadinya gunungnya sepi banget.

Sebelum mendaki kami tidak lupa makan dulu dan memastikan camilan cukup. Wooo iya selama mendaki, camilan itu penting gaes. Minimal air, madu dan cokelat pasti ada di daypack agar bisa mendaki dengan riang gembira.

Terakhir mendaki ke Papandayan itu tahun 2013 dan daku ketinggalan info bahwa Papandayan kena longsor tahun lalu. Jadi jalur yang tadinya biasa dilewati pendaki dialihkan ke jalur baru. Saya hanya menyayangkan banyaknya warung kaki lima yang ada di beberapa titik pendakian. Tapi ya kasihan juga kalau digusur, itu kan ladang pencaharian orang.

Tawa yang tak henti sepanjang jalan membuat kami tak sadar sudah sampai di tempat kamp. Kami tidak ngekamp di Pondok Selada dan memilih ngekamp di titik lain. Di mana ya? Rahasiaaaaa… Tebak sendiri aja…

Begitu sampai, tahu-tahu kami disodorin handuk dingin yang wangi. Ya ampun, berasa kayak lagi di hotel berbintang ya, disodorin handuk dingin. Rasanya nyessss banget sehabis panas-panas mendaki, diusap wajahnya jadi adem dan segar kembali.

Tenda dan segala kursi serta meja makan sudah disiapkan. Baru saja kami duduk, sudah ada pisang goreng keju dan ubi goreng yang tersedia, ditambah dengan teh jahe hangat. Seumur-umur, saya tidak pernah dilayani di gunung seperti itu. Gini ya ternyata rasa diperlakukan bak putri raja, apa-apa serba ada. Enak juga…

Nyemil di Gunung Papandayan
Nyemil sore dulu! Foto by : @Gemala Hanafiah

Sambil menikmati camilan, tim koki Basecamp Adventure sedang menyiapkan makan malam. Kami menerka-nerka ada menu apa malam itu. Aromanya harum dan sepertinya lezat. Sambil menunggu, kami berjalan-jalan saja di sekitaran kamp, menyaksikan langit senja yang jingga merona nan hangat. Begitu balik ke kamp, makan malam sudah menanti.

Sunset Gunung Papandayan
Sunset at Papandayan. Photo : @amrazing

Namun, sehabis sunset, semesta memberikan kejutan dengan menyajikan pemandangan ‘susu berjalan’ atau milky way di langit yang cerah. Bulan belum muncul sehingga kami tentu tidak mau melewatkan momen untuk mengabadikan langit. Tentu saja meski indah dipandang dalam hasil foto, tetap lebih memesona jika dipandang langsung dengan mata.

Sebelum hidangan utama disajikan, kami dipersilahkan menyantap makanan pembuka, sup krim jagung ayam. Malam itu udara sangat dingin dan sup krim hangat adalah teman yang pas. Menu utamanya pun nggak kalah lezat, ada nasi bakar hangat yang sudah menanti. Duh nasi bakar dan lauk pauknya lezat tak terkira. Seluruh makanan itu dilahap, ditandaskan dengan cepat.

Dinner Gunung Papandayan

Karena kekenyangan, kami semua sangat mengantuk. Masuk ke dalam tenda, ternyata sudah ada kasur udara yang empuk. Wah, selama ini biasanya tenda hanya saya lapisi dengan matras saja. Baru kali ini, saya tidur di gunung dengan kasur tiup. Lebih hangat, lebih empuk.

Dan malam yang indah, berlanjut hingga pagi keesokannya.

Begitu membuka tenda, semburat jingga sudah menggantung di ufuk timur. Dengan menggosok-gosokkan tangan, kami berkumpul menikmati matahari pagi.

Sunrise di Gunung Papandayan

Koh Lexy bikin ngiri banget dengan sweater-hoodie Totoro. Ketika ditanya beli dimana, jawabannya, rahasia. Hahahaha. Ampun.

Morning Glory Gunung Papandayan
Morning glory! Photo by : Janatan Ginting

Makan pagi kami juga terasa menyenangan karena ditemani oleh anjing-anjing lucu yang duduk manis di depan meja makan. Matahari sudah mulai tinggi dan udara semakin hangat. Jaket tebal sudah dilepaskan dan kami bersiap untuk jalan-jalan.

Anjing di Gunung Papandayan
Sarapan dengan anjing-anjing lucu yang tinggal di gunung.

Tujuan kami adalah hutan mati, tempat yang jadi daya tarik paling kuat di Papandayan. Hutan mati ini adalah bekas erupsi tahun 2002. Sudah hampir 14 tahun berlalu dan sudah mulai banyak tanaman hijau yang menghiasi. Bukit yang dulu putih gundul, sudah mulai menghijau. Mungkin beberapa tahun lagi, hutan mati ini akan berubah menjadi hutan hidup.

Yoga di Gunung Papandayan

Pendakian yang sangat menyenangkan dengan teman-teman yang sangat menyenangkan. Makin-makinlah tak akan bosan kembali ke Papandayan. Apalagi dengan Basecamp Adventure, di mana mereka menyiapkan perjalanan yang sangat memuaskan. Ditambah dengan tim fotografer yang kece dari Basecamp Adventure, tidak perlu khawatir dengan dokumentasi perjalanan.

Foto-foto ciamik karya mereka bisa jadi photo stock Instagram buat sebulan saking banyak dan bagusnya. Coba cek saja Instagram @motiopictures

Selain foto-foto kece, Basecamp Adventure juga punya chef mantap a.k.a. Abex! Makanan dia dijamin lezat banget!

Sarapan Gunung Papandayan

Jadi, kapan mau naik gunung ala princess? Colek @basecamp.adventure saja di Instagram ya.

Ukulele

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

5 thoughts on “Naik Gunung Papandayan Bak Tuan Putri Bersama Basecamp Adventure”

  1. Wah, aku belum pernah naik gunung yang serius. haha.
    pgn banget bisa motret milky way seindah ini.

  2. Hihihihi. Waktu kita ke Bromo belum naik gunung yang serius ya Nif? Di Jawa Tengah kan banyak gunung yang bisa didaki. Yuk! 😉

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top