Ju membawa satu backpack yang isinya air mineral, cemilan dan lensa-lensa kameranya untuk mendaki bukit itu tuh. |
Dari titik yang ada gadis berbaju pink (saya), mau enggak mau saya nyerosot ke bawah. Enggak mungkin lompat kan? |
Walau sedikit drama, akhirnya saya bisa memotong lembah dan manjat ke bukitnya Ju. Baju dan badan saya kotor penuh tanah karena harus main perosotan di tanah ketika turun ke lembah tadi.
Merahnya Semangka ini bukan suntikan kayak di Jakarta. Merahnya segar baru dipetik di ladang. Slurrp~ |
Cerita punya cerita, alasan Pantai ini diberi nama Pantai Mawun adalah karena ada satu pohon yang sangat besar di tepi pantai yang biasanya jadi tempat orang ngumpul atau ‘muwun’ dalam bahasa lokal. Bahkan ada yang bilang kalau Pohon ini juga sering dijadikan tempat kencan wajib kawula muda di sana. Untuk jenis pohonnya, saya tidak tahu persis. Pokoknya besar dan memang banyak orang yang memilih untuk menggelar tikar di bawah pohon itu. Asyik daah.
Pohon besar tempat orang-orang “mawun” |
Ki-ka : Ju, saya, Bang Lukman. Dafa, Inoy dan Karim. Makasih ya gengs! 😀 |
Matahari sudah semakin tinggi, kami pun beranjak dari Pantai Mawun untuk makan siang. Mobil dan motor plat DR terlihat semakin ramai dan banyak yang baru datang. Syukurlah sewaktu kami datang tadi, Pantai ini masih sepi. Hehehe.
Tunggu cerita selanjutnya ya 😀
- Jangan naik ke bukit sendirian ya (pesan untuk solo traveler). Pastikan kamu punya teman untuk naik ke bukit.
- Kalau memang tidak ada teman yang ikut naik menunggui kamu di bawah, lapor kepada Bapak Penjaga Pantai. Bilang kamu akan naik berapa lama dan berjanji akan melapor lagi ketika sudah turun. Supaya kalau ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, mereka bisa segera menolong kamu. Ingat, jangan pernah sepele terhadap apapun, dimanapun.
- Pastikan kamu membawa air minum dan cemilan untuk naik ke atas bukit. Bisa roti, coklat atau apapun. Lumayan untuk mengisi energi setelah lelah mendaki. Air mineral sangat penting karena mencegah tubuhmu terkena dehidrasi. Di atas bukit itu panasnya menyengat sekali.
- Waktu yang dianjurkan untuk naik ke atas bukit adalah di bawah jam 10 pagi. Kenapa? Karena langitnya masih bagus, cuaca tidak terlalu panas. Kalau memaksakan naik ketika menjelang tengah hari, kamu hanya akan kelelahan karena sengat matahari dan foto yang dihasilkan juga tidak terlalu kece, tidak dapat pemandangan langit biru karena sudah terlalu silau.
- Ada beberapa warung makanan di tepi Pantai. Jadi kalau tidak membawa bekal tidak apa-apa. Mulai dari cemilan sampai makanan berat seperti Nasi atau Mie Goreng tersedia di sana.
- Buanglah sampah pada tempatnya. Ketika saya berkunjung ke Mawun kemarin, saya tidak melihat ada tempat sampah yang resmi. Yang saya lihat hanya ada beberapa titik gundukan sampah. Jadi ya kalau bisa sampahnya dibawa lagi pulang ke Kuta dan dibuang di sana. Kalau memang tidak bisa ya digabung di gundukan sampah itu saja.
- Selalu ingat untuk berkata dan berperilaku sopan ke mana saja kita pergi.
Baca cerita #TripLombok selanjutnya yuk –> “Pantai Serinting, Pantai Berpasir Merica”