Pelecehan Seksual yang Saya Alami di Agra, India



Kalian tahu? Menulis artikel yang ini berat sekali rasanya.

Saya sebenarnya tidak suka mengingat-ngingat hari itu.

Saya masih ingat amarah dalam diri yang memuncak ketika dilecehkan di stasiun Agra.

Saya masih ingat betapa saya kesal kepada si pelaku.

Saya masih ingat betapa saya tidak nafsu untuk melakukan apa pun sehari setelah kejadian itu berlangsung. 

Saya berantakan. 

Kekecewaan itu sempat saya ungkapkan via Instagram Story dan banyak teman-teman menanyakan detil kronologi kejadian yang saya alami. Saya berjanji akan menuliskan lengkapnya di artikel blog saja. Ya blog ini.

Butuh waktu agak lama hingga saya memutuskan untuk menuliskan artikel ini. Sebenarnya pelecehan seksual kepada wanita bisa terjadi di negara mana pun, di mana pun. Di Indonesia, tanah air sendiri, saya juga pernah dilecehkan dan sebenarnya lebih parah dari yang saya alami di India. Jadi saya tidak mengatakan bahwa India berbahaya untuk pelancong wanita dan tidak usah pergi ke sana. Tidak seperti itu. Bepergian ke mana pun kita harus waspada karena “kucing garong” selalu ada. Saya pun sebenarnya tidak setuju ketika ada yang bilang bahwa pelecehan seksual  itu terjadi karena perempuan memakai pakaian terbuka dan mengundang fantasi lelaki.

Hey! Saya dilecehkan ketika saya memakai celana panjang gombrong, jaket lengan panjang tanpa memperlihatkan lekuk tubuh, apakah itu terbuka? Kurang tertutup apa lagi? Apakah saya mengundang?

Kalau lelaki itu pikirannya kotor dan niatnya jahat ya memang begitu saja adanya. Jangan disangkut pautkan dengan pakaian apa yang dikenakan korban. Bahkan yang berhijab pun, yang tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki tidak luput dari kasus pelecehan seksual. Lalu, apakah masih salah si perempuan?

Namun perlu juga saya jelaskan tidak semua lelaki di India seperti itu. Saya tidak membuat stereotype tentang lelaki India. Di perjalanan saya kemarin, saya juga berjumpa dengan banyak lelaki India yang baik, ramah, sopan dan menjadi teman baik saya hingga sekarang. Saya menuliskan ini agar hanya teman-teman perempuan yang berencana ke India, mempersiapkan diri dengan baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. 

Baiklah, saya ingin bercerita tentang kronologi pelecehan seksual yang saya alami.

Kami tiba sekitar pukul 10 malam di stasiun Agra setelah menempuh perjalanan 5 jam dengan kereta api dari Jaipur. Kami turun dan sebelum keluar dari stasiun saya memutuskan duduk sebentar di kursi.

“Sebentar ya, tarik nafas dulu sebelum keluar, capek” kata saya pada Yusni, teman jalan saya.

“Oke” jawab Yusni singkat sambil mengecek ponselnya.

Selama di kereta, saya asyik baca buku dan tanpa sadar ketiduran. Jadi begitu saya tiba di Agra, saya mengecek ponsel saya dulu, membaca pesan masuk dan mengecek alamat hostel yang akan kami tumpangi malam itu di google maps.

Sekonyong-konyong seorang pria berusia sekitar 30an datang menghampiri kursi kami dan duduk di sebelah saya. Duduknya terlalu dekat dan menempel ke bahu saya. Saya heran karena di kursi panjang itu hanya kami bertiga dan masih ada banyak ruang yang tersisa, kenapa dia harus duduk bersentuhan dengan saya?

Sorry Sir, I’m not comfortable that you sit too close with me. Can you move?” ujar saya kepada pria itu yang hanya direspon dengan raut muka bingung.

Ah, mungki
n dia tidak mengerti bahasa Inggris pikir saya dan saya diamkan saja. Toh selama dia tidak berlaku aneh-aneh, biarkan sajalah ya. Anggap saja seperti sedang berdesak-desakan di Commuter Line Jakarta-Bogor. 

Lalu….

Dia berbisik di telinga saya “Hey, you are sooooo sexy. Sex is life you know” dengan nada mendesah.

IIIIIIIHHHH. SAYA JIJIIIIIKKKKKKKK!!!!!!

Saya memandangi dia dengan tatapan melotot tidak senang dan langsung mengajak Yusni berjalan cepat keluar stasiun.

“Ni, yuk keluar sekarang, bapak di sebelahku ini aneh dan menyeramkan sekali”, kata saya sambil menggendong carrier.

Saya menghidupkan GoPro dan bercerita tentang kejadian yang baru saya alami di depan kamera. Lalu entah mengapa saya merasa ada yang mengikuti kami dan bilang ke Yusni untuk menengok ke belakang, jangan-jangan pria itu memang ikut.

Yusni menengok ke belakang. Gambar ini di-screenshot dari video GoPro…



Benar saja, terekam di kamera dia mengejar kami dari belakang dengan setengah berlari.

Reflek saya mematikan kamera dan bersiap memasang kuda-kuda pertahanan jika pria ini kurang ajar melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. 

Salah Satya! Seharusnya kau nyalakan saja tetap GoPro nya agar muka si pelaku terlihat terekam jelas. Huh! (ujar saya pada diri sendiri setelah kejadian itu)

Ya, seharusnya dinyalakan saja ya. Namun waktu itu saya berpikir saya akan lebih awas dan bisa lebih siap untuk melawan / membela diri jika kamera dimatikan karena tangan saya lebih bebas karena tidak memegang apa pun. 

Apakah kalian melihat lelaki di tengah-tengah kami yang pakai baju merah garis-garis itu? Ya, dia pelakunya.



Tadinya dia berlari dari arah kanan saya sehingga saya bersiap untuk membela diri jika dia datang dari arah itu. Tahu-tahunya dia datang dari kiri dan langsung meremas kedua pantat saya bulat-bulat.

Saya kaget.

Saya berbalik badan ke arahnya dan mendapati dia menyentuh buah dada saya dengan cepat. 

Saya marah sekali dan ingin menonjok langsung di mukanya. Namun posisinya saya sedang membawa carrier yang beratnya hampir 20 kilogram dan posisi jalanannya menanjak. Saya kesusahan untuk bergerak mengejar dia dan hanya bisa berteriak “F*** YOUUUU!” sekencang-kencangnya. Laki-laki itu berlari keluar stasiun dan menghilang.


“Sekali lagi kau berani memunculkan wajahmu di depanku, kuhajar kau” teriak saya lagi. 

Saya marah, malu, kesal! Campur aduk. Kenapa saya yang kena? Kenapa dengan beraninya dia menyentuh saya?

Beberapa orang di stasiun mendekati saya dan bertanya apa yang terjadi. Saya jelaskan kronologinya dan mereka meminta maaf karena hal itu kerap terjadi kepada wisata
wan wanita di India, khususnya yang berjalan tidak bersama laki-laki. 

Air mata saya menetes sedikit saking kesalnya. 

Lelaki bajingan, umpat saya dalam hati.
Kami berdua lanjut berjalan keluar dari stasiun dalam diam. Yusni memandang saya prihatin dan pasti tidak tahu harus berujar apa. Saya juga tidak ingin berbicara apa-apa dan hanya ingin tiba di hostel secepatnya lalu tidur. 
Di Prepaid Taxi Booth saya menunjukkan alamat tujuan kami dan tanpa banyak bicara supir membawa kami ke sana. Kami menginap di Zostel Agra yang direkomendasikan teman. Chain-Hostel Zostel ini ada di hampir seluruh kota-kota besar di India. Saya pun merekomendasikannya kepada kalian jika kalian mencari penginapan murah, aman dan nyaman di India.

Begitu tiba di hostel, saya disambut ramah oleh pegawai Zostel dan langsung  saya menceritakan kejadian yang baru saya alami karena mereka pasti mengerti bahasa Inggris. Dengan wajah prihatin mereka mengatakan turut sedih atas kejadian yang menimpa dan mengucap syukur juga bahwa saya masih sehat, selamat dan tidak mengalami hal yang lebih dari itu. Ya, bisa saja saya dibekap, diperkosa, yang lebih buruk dari sekedar diremas pantat dan buah dadanya. 

Saya bisa merasakan ketulusan mereka saat mengungkapkan rasa prihatin dan mereka laki-laki juga. Jadi, tidak semua lelaki India bajingan kok. 

“Di negara kami, pelaku pemerkosaan bisa dihukum mati namun kasus pelecehan dan pemerkosaan tetap tinggi setiap tahunnya. Tidak hanya gadis, anak balita dan wanita lansia pun sering jadi korbannya” celoteh pegawai Zostel lagi sambil meng-copy passport saya. 

“Namun sungguh tak semua lelaki di India seperti itu. Mari, saya antar ke kamar kalian. Kalian dapat kamar paling besar malam ini. Semoga kalian bisa beristhirahat dengan nyenyak setelah kejadian yang tidak mengenakkan tadi” lanjutnya. 

Ya, memang setiap tahunnya ada ratusan ribu kasus pelecehan dan pemerkosaan di India.  Pemerintah sudah berusaha semampunya untuk membuat undang-undang terkait perlindungan wanita dan anak (hukuman terberatnya hukuman mati) tetapi tetap saja kasus itu masih sulit dikurangi. India benar-benar darurat kejahatan seksual. Coba kalian cari kasus pelecehan di India, pasti akan menemukan banyak sekali kasus yang bahkan membuat kita menangis saat membacanya. Biadab. 


Sapi dianggap suci dan tidak tersentuh, sedangkan perempuan hanya dianggap seonggok tubuh.


Namun dengan menuliskan ini bukan berarti saya tidak menyarankan teman-teman perempuan untuk tidak menjadikan India sebagai destinasi untuk plesiran. India itu indah, menawan sekali dan sempatkanlah minimal satu kali untuk mengunjunginya. 
Saya menyarankan teman-teman perempuan yang ingin ke India agar tidak mengenakan pakaian yang terlalu terbuka, pakailah outfit yang panjang dan agak longgar. Bawa syal untuk menutup dada dan bahu. Tidak usah yang tebal-tebal agar tidak berat dipakai dan dibawa.  

Juga jangan keluyuran malam-malam sendirian atau hanya dengan teman perempuan ya. Di atas jam 10 sebaiknya sudah di penginapan ya. 

Mungkin butuh ya bawa Pepper Spray atau alat-alat untuk melindungi diri di India? Selama ini saya tidak bawa karena barang-barang itu hanya akan membuat saya parno kalau dibawa. Bagaimana pendapat kalian? Apakah butuh sebenarnya? Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual? Saya mau tahu pendapat kalian dong…



Cheers (tanpa senyum),



Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

37 thoughts on “Pelecehan Seksual yang Saya Alami di Agra, India”

  1. Nasirullah Sitam

    Turut prihati, Sat.
    Orang-orang yang punya penyakit kayak gitu memang harus dikasih pelajaran setimpal. Tak peduli di manapun. Hanya saja kadang mereka merasa aman karena berada di tempat yang sudah dipahaminya.

  2. Jalan2Liburan

    keknya bisa jadi beberapa blogpost kl mau nulis artikel serupa Sat, bahkan dimulai dari petugas imigrasi yg konon berpendidikan, lelah ya. Semoga ga kapok jalan2 ke India lagi 🙂

  3. Satya Winnie

    Terima kasih Nasiiii… Akhirnya bisa juga kuceritakan full story-nya. Soalnya agak gimana gitu pas mau menuliskan ini. Iya masa sudah ada hukuman mati tapi mereka tetap nggak jera ya… Heran aku….Moga-moga itu Bapak gila bintitan pantatnya (edisi jahat) hahahaha…

  4. Satya Winnie

    Wah Kak, aku yakin ceritamu pasti lebih banyak dari aku Kak :") Tapi sudah pernah belum sih Kak ditulis? Aku pengen baca juga….

    Kalau kapok pasti nggak karena memang aku suka sekali India. Bisa balik lagi hahahaha… Cuma lain kali aku usahakan lebih awas sama yang kayak gitu… Belajar bela diri lagi deh…

  5. Satya Winnie

    Hehehehehe hayuuukkk mau kapan? Tunggu cuaca agak enak mungkin ya di pertengahan tahun hehehehe… :))

  6. Membayangkan saja sudah kesal…
    Kpikiran saat dr awal situasi mu sdh tdk aman knpa tdk mencoba mendekat ke org lokal atau lebih tepat nya keramaian(bergabung ke kumpulan lain)…
    Tetap waspada,ternyata banyak bangsa yg lebih hina drpd bangsa kita….
    Tetap explore dunia sat..success

  7. Salah satu negara yang paling aq hindari kak, soalnya aq solo traveler, gk kebayang klo aq kesana, bisa2 pulang tinggal nama,
    anyways turut prihatin ya kak, mari kita belajar bela diri, biar klo ada yg deket ky gitu lsg refleks gampar aja 🙂

    salam kenal kak
    vina

  8. Ya ampun, turut prihatin Kak Satya.
    Tapi salut deh Kak Satya berani speak up di tengah masyarakat yang menganggap sex itu tabu dibicarakan.
    Semoga jadi pelajaran, biar besok lagi lebih peka.

  9. Wah ku geram sekali baca ini. Tapi untung gak kenapa2 ya sat. Hugsss
    Ku blom pernah mengalami hal ini dan semoga tdk pernah 😅

  10. Ku turut prihatin kak :" ku juga pernah mengalami hal yg tak mengenakan ketika naik bus dan itu menjadi trauma tersendiri huhu semoga orangorang seperti segera mendapat balasanya !! Cheers

  11. Ku turut prihatin kak :" ku juga pernah mengalami hal yg tak mengenakan ketika naik bus dan itu menjadi trauma tersendiri huhu semoga orangorang seperti segera mendapat balasanya !! Cheers

  12. Rheevarinda Agustifany

    Wuah pengen ke India dari dulu, apalagi setelah lihat kamu jalan ke India berdua ama Mba Yusni. Tapi setelah storymu ttg kejadian, aku bener-bener jadi mikir dua kali. Disamping aku pun punya trauma tentang pelecehan seksual secara verbal maupun non verbal. Memang dimana pun harus bener bener selalu waspada. Jadi kepikiran, kelak kalo ke India aku harus jago silat dulu kali yah! 🙂 Semangat mba ..

  13. Satyaaa, turut prihatin bacanya sampe emosi.
    Semoga ke depannya gak ada kejadian2 semenyebalkan ini lagi, entah kadang sampe bingung juga, kita perempuan ini mesti bagaimana lagi. Apa harus menyamar jadi laki-laki? hiks

  14. dear satya, thanks for sharing. semoga si pria dapat balasan berkali kali lipat yah #edisilebihjahat

    semoga u gak trauma yah. hughsss

  15. Aq tipe org nekat.. Gk tw deh senekat apa kalau aq yg ada di posisi ka satya..

  16. Turut prihatin ya Satya. Yg seperti ini bisa terjadi dimana saja Dan kepada siapa saja. Memanglah Kita harus selalu waspada .terima kasih sudah sharing soal ini, semoga bisa bikin orang2 lebih aware lagi

  17. Kak, saranku mending beli pepper spray sama alat keamanan lainnya ditaruh di pas pinggang, lebih baik mencegah daripada mengobati

  18. Antin Aprianti

    Turut prihatin, Kak Satya. Ikutan sedih dan kesal membaca cerita kaka 🙁 Terima kasih udah berbagi cerita, sebagai perempuan aku jadi bisa lebih waspada lagi.

  19. Latifahtun Nisa

    stay safe kak, terimakasih sudah berbagi 🙂
    sebagai orang yg suka jalan sendiri, bisa lebih hati2 lagi. masih tetep pengen ke ABC dan EBC
    oh ya kak, perjalanan ke ABC apakah sudah didraft? pengen bacaaa …

  20. Ikut prihatin Kak. Nggak mayangin jadi kak Winnie malam itu, pasti nggak cuman pingin njotos doang seklain tuh disiram dan berendam sama chutney pedas satu drum.

  21. laili umdatul khoirurosida

    Bacanya sambil ikut deg degan.
    Gilak

    Padahak kak satya udah pake jaket tebel gitu ya.
    Emang gabisa disalahin korban :')

    Sedih banget kalau ada pelecehan begitu masih ada yang menganalogikan kucing dan tikus.

    Semoga perjalanan kak satya selanjutnya aman dari hal hal kayak gini ya kak.
    Amiin

  22. Fanny Septania Utau

    sorry to hear that.. mmg india terkenal sekali dgn pelecahan perempuannya… keep explore ya..

    aku berangkat tgl 20 maret ini nih.. dh bekel paper spray sama senter kejut.
    hahahah…
    aku jalan ber 4 nanti sama 3 temanku perempuan semua juga,malahan nanti kamiperkiraan dari delhi sampai jaipur jam 3 pagi..

    btw klo boleh,klo boleh nih ya nomer indianya boleh gak aku pake.klo gak bole gpp.

    tq

  23. Ya ampun Satya, orang brengsek itu ada di mana-mana ya. Semoga perjalanan lo selalu aman ke depannya!

  24. Maaf mbak satya..mbak yusni tdk jadi sasaran karena berjilbab.tdk sekedar penutup aurot tp jilbab memancarkkan aura adlh pelindung bagi pikiran jahat laki-laki.tentunya jilbab yg syar'i /menutup sempurna wanita yg penting.difoto anda masih menampakkan bagian dada jelasnya rambut anda juga blm yg lainnya.silahkan introspeksi.sy ikut prihatin sbg empati anda mjd korban

  25. Dulwadul Inc.

    Sumpah ini bikin emosi jiwa bacanya… Tetiba membayangkan saya sedang memegang sebuah stik baseball..mengayunkannya…dan secara 'tidak sengaja' mengenai wajah pria itu. Secara 'tidak sengaja' pula darah muncrat dari hidungnya dan diapun terkapar bersimbah darah di wajahnya….dan saya hanya berkata 'ooh…I'm sorry Sir..my bad'

  26. Salut sama kamu , sama menitik airmata saya .. Kamu anak yang hebat dan berani utk cerita agar wanita lain tdk mengalaminya, spt saya yang juga mau ke India. Semoga ceritamu bisa bermanfaat utk sesama teman petualang lainnya… Tetap semangat explore dunia ya…

  27. Wanita macam anda ini yang membuat laki-laki begitu besar kepala. Jelas-jelas laki-laki kurang ajar begitu kok malah nyalahin pakaian. Nothing wrong with her clothes. Shame on you!

  28. Membayangkan aja udah emosi, ga kebayang kalau saya yang mengalami. Kalau saya pikir mustinya gopro kalau pakai stick bisa dibuat memukul kepala itu orang, mustinya ga disimpan, sampai skrg saya masih belum minat ke india karena masalah ini.

Comments are closed.

Scroll to Top