Pertama Tiba di India, Naik Kereta Pagi Buta dari Delhi ke Jaipur



“Sampe juga torang di India e” kata Yusni dengan logat Gorontalo-nya yang kental saat pesawat yang kami tumpangi, Jet Airways, mendarat dengan mulus di Bandara Indira Gandhi, New Delhi. Matanya berbinar-binar meski baru bangun tidur karena ini adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri. Saya tersenyum-senyum sendiri melihat tingkahnya. Sudah lewat jam 1 malam saat kami tiba, tak terlalu banyak orang di bandara jadi kami berdua bertingkah aneh, merekam momen ketibaan kami dengan kamera yang kami bawa.

Dengan mata sayup-sayup kami berjalan ke arah pintu pemeriksaan imigrasi. Sudah lama-lama ngantri di jalur yang banyak orang asingnya, ternyata kami salah jalur. Hahaha. Seharusnya kami ngantri di jalur e-visa yang ada di sisi kanan tetapi karena efek ngantuk, kami tidak lihat papan petunjuk dan malah masuk jalur kiri. Ya apa mau dibuat, setelah mengantri dan menunggu lama di antrian kiri, pergilah kami mengantri ulang di jalur kanan. Syukurnya prosesnya tidak lama dan uniknya, kita disuruh cuci tangan pakai antiseptik di depan petugas imigrasinya. Mungkin agar kita tidak membawa bakteri masuk ke India? 



Hahahaha. Bisa jadi! Tapi sebenarnya itu adalah bagian dari program “Clean India” yang sedang dicanangkan pemerintah di sana. India sedang berbenah dan ditargetkan menjadi NEW INDIA di tahun 2022, terutama dalam sektor kebersihan. Selama ini image India kan memang jorok banget ya? Jadi mari kita lihat apakah memang benar India sudah berbenah dan Indonesia juga sepertinya sudah menuju ke sana.

Bercerita sedikit tentang e-visa India, awalnya saya dan Yusni deg-degan karena hingga h-1 keberangkatan, e-visa kami belum granted yang artinya besar kemungkinan kami batal berangkat ke India. Kalau belum ada visa mana bisa terbang meskipun sudah punya tiket pesawat, ya kan? Saya sampai konsultasi dengan Alid Abdul dan Astari Anadya yang baru kembali dari India. Mereka mendoakan semoga sebelum berangkat, visa kami diloloskan.

Kami apply e-visa 5 hari sebelum keberangkatan karena prosesnya maksimal 72 jam atau 3 hari saja. Isi e-visa nya mudah sekali di website ini dan tidak perlu bayar visa lagi alias gratis! Visa nya berlaku selama 60 hari dan double-entry (oleh karena itulah kami memasukkan Nepal juga di tengah-tengah jadwal perjalanan India kami). Ternyata masing-masing orang prosesnya beda. Astari hanya butuh sekitar 1 hari (kurang dari 24 jam bahkan) dan berdasarkan cerita orang lain biasanya sebelum 3 hari sudah dapat respon. Kok sudah 5 hari visa saya belum ada jawaban juga? Saya sampai kirim email ke Help Desk Information Visa India dan tidak berbalas juga. Sempat baca blog orang juga soal proses e-visa India dan ada yang baru dapat jawaban 2 minggu kemudian.

Malam sebelum keberangkatan (jadwal pesawat kami keesokan paginya pukul 9), kami berdua sudah mulai pesimis meski masih menaruh sedikit harapan bahwa visa kami lolos dan trip India-Nepal ini lancar. Mules, keringat dingin semalaman hingga sekitar pukul 11 malam, satu notifikasi email meluncur ke mailbox saya. UWOOOOOO! E-VISA INDIA GRANTED! 

Waaaaaaaaa!!!!!

Kami berdua berjingkrak-jingkrak kegirangan! Senang betul tak ketulungan! Masih teringat jelas betapa girang (dan norak) nya kami malam itu. Bersyukur, bersyukur, bersyukur…

Jadilah sebelum ke Bandara Soetta subuh-subuh kami ke percetakan 24 jam untuk nge-print e-visa dan membuat foto copy passport. Masih mesem-mesem karena terlalu senang carrier kami tak perlu dibongkar karena tidak jadi berangkat, hahahaha…

Kita terbang dari Jakarta ke Delhi via Bangkok, naik Garuda Indonesia + Jet Airways. Harga tiketnya 1,6 juta PP per orang. (dapat promo murah hahahaha)


Oke, kembali ke cerita ketibaan di India…

Selesai urusan imigrasi, kami berencana untuk langsung membeli local simcard (karena sewa wi-fi portable untuk 1 bulan mahal juga mak!) tetapi counter-nya ternyata baru buka jam 11 pagi, sedangkan kami harus mengejar kereta ke Jaipur jam 04.50 pagi. Aih, tak mungkin kan kami menunggu? Jadi kami aktifkan saja free wifi di bandara yang ternyata hanya 45 menit saja masa berlakunya. Lah yaaa, lewat 45 menit sudah nggak bisa dipakai lagi kecuali punya local number. Kok pelit bener. Hahahaha.

Jadi kami meluncur ke ATM saja untuk ambil uang tunai. Kami tidak menukar rupee sewaktu di Indonesia biar praktis. Saya tarik tunai di ATM yang menerima International Card seperti “Indusind Bank” (warna merah) dan “SBI” (warna biru). Jumlah maksimal dalam satu kali penarikan tunai itu 10.000 rupee atau setara Rp 2.020.000 (saat ini kurs-nya 1 rupee = Rp 202). Untuk biaya penarikan tunai-nya Rp 25.000 per sekali transaksi tarik tunai.

Tinggal tarik tunai di ATM yang ada tulisan “International Card Accepted Here”


Saya menyesal karena tidak sempat set-up aplikasi Uber sebelum internet gratis di airport mati. Jadi saya tidak bisa order Uber ke stasiun Delhi Cantt dan mau tak mau naik Prepaid Taxi yang ada di depan arrival terminal. Ada beberapa operator dan harga-nya berbeda-beda tiap counter padahal destinasinya sama. Jadi setelah berkeliling dan bertanya ke semua counter, kami memilih paling murah (tentu saja!). 

Taksi di India ini mungil-mungil sekali macam mobil Mr Bean. Jadi kalau bawa carrier besar, paling cuma muat buat dua orang. Jadi kalau ngetrip bertiga sepertinya harus dua taksi kalau ditambah barang bawaan. Tapi kalau barangnya sedikit atau cuma daypack kecil bisalah muat.



Taxi Driver kami tak fasih berbahasa Inggris jadi tak bisa saya ajak ngobrol. Saya hanya menunjukkan ponsel saya untuk memberitahuan tujuan kami, Delhi Cantt. Ada 17 stasiun besar di Delhi jadi pastikan kalian cek lagi keberangkatan keretanya dari stasiun yang mana ya. Kebetulan kereta dengan jam yang paling dekat dengan kedatangan kami di Delhi itu ya kereta jam 4 pagi dari Delhi Cantt.

Oh iya, semua tiket kereta di India sudah saya beli sebelumnya saat masih di Indonesia jadi tiket sudah di tangan. Memang bisa
beli on the spot di stasiun kereta tapi agak ribet dan was-was pastinya memikirkan dapat tempat atau tidak. Apalagi kalau jadwalnya subuh, ticket counter di stasiun kan juga belum buka.

Nah, bagaimana cara beli tiket kereta api India online?

Saya pakai website www.12go.asia yang melayani pembelian tiket kereta, bus, pesawat, ferry di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Filipina, Kamboja, Singapore, Malaysia, Myanmar. 


Nanti dapat email seperti ini, komplit. Aku sukaaaa website ini! Banyak yang bilang beli tiket kereta di India ribet, jadi gampang kalau beli di sini. Charge-nya lumayan tapi kalau beli on the spot (buat turis) juga sama ternyata harganya dengan harga total (plus charge) di atas.


Sama seperti mesin pencarian tiket online lainnya, kita tinggal masukkan destinasi, tanggal keberangkatan dan jumlah penumpang. Nanti akan diberikan opsi transportasi yang tersedia, tinggal pilih yang paling cocok jamnya dan budgetnya hahaha. Untuk kereta India sendiri ada 4 kelas, Class 1-Class 2-Class 3-Sleeper Class. Untuk kelas yang terakhir, gerbongnya tidak pakai AC sedangkan 3 kelas lainnya dilengkapi AC. 

Butuh waktu yang lumayan waktu saya menyusun itinerary trip ke India ini karena akan menentukan jadwal kereta yang akan saya ambil. Sampi seharian duduk di depan layar laptop, riset peta, destinasi yang mau dikunjungi, transportasi, akomodasi, hingga cerita perjalanan blogger lain yang sudah pernah berkunjung ke India. 

Pembayarannya bisa pakai CC, PayPal dan kartu Jenius (sudah punya kartu Jenius belum?). Tiket bakal dikirim ke kita via email dan voila, cus berangkat. Pastikan tidak terlambat karena hampir semua kereta di India on time (katanya kadang delayed) tapi sejauh pengalaman saya kemarin tidak pernah delayed.

Untuk kereta di India ini nanti akan ada artikel sendirinya ya biar saya bisa bercerita lebih detil soal perjalanan kereta dari satu kota ke kota lainnya. Banyak pengalaman serunya. Termasuk cerita yang tidak mengenakkan di salah satu stasiun di India.

Kami tiba di stasiun Delhi Cantt sekitar pukul 02.30 pagi. Sepi. Banget.

Sempat deg-degan bener nggak ya keretanya berangkat dari stasiun ini karena tak ada satu pun petugas yang bisa ditanya. Hanya ada beberapa orang yang tidur beralaskan kardus dan menutup seluruh badannya dengan selimut. Temperaturnya sekitar 11 derajat jadi kami menunggu di stasiun sambil mengenakan jaket agar tetap hangat tapi kursinya terbuat dari besi jadi pas didudukin, rasanya tetap dingin semriwing. Nggak ada pilihan lain ya terima saja. Yusni sempat tertidur di kursi dan saya asyik baca buku. Ya kalau mau tidur memang harus bergantian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Jam 4 pagi sudah mulai banyak orang yang datang ke stasiun. Para pedagang minuman dan makanan juga sudah datang. Bayar 20 rupee sudah dapat satu gelas kecil kopi panas atau chai (teh susu India). Mereka memandangi kami berdua karena tak ada orang asing selain kami saat itu. Tak apa, santai saja dan senyum kalau mata kita saling bertemu ya.





Ketika sudah mendekati jam keberangkatan, akan ada suara dari pengeras suara untuk memberitahukan di peron nomor berapa kereta kita akan tiba. Kita juga sudah tahu posisi gerbong kita dari rambu yang ada di tepian gerbong. Ada tulisan kelas-kelasnya jadi kalau di tiket tulisannya 2A, carilah tanda 2A dan itulah titik gerbongmu. Keretanya hanya berhenti beberapa menit saja jadi pastikan sudah ada di titik itu beberapa saat sebelum keretamu tiba agar tidak ketinggalan ya.

Kereta berangkat tepat pukul 04.55, seperti yang tertera di tiket. Tentu sudah ada penumpang lain di dalamnya dan karena masih subuh, banyak yang masih tidur. Jadi berjalanlah pelan, berbicara pelan, jangan grasak grusuk. Setelah menemukan tempat kami, barang diletakkan di tempat tidur dan kami sepelan mungkin naik ke tempat tidur dan rebahan. 



Tertidurlah kami selama perjalanan 5,5 jam dari Delhi ke Jaipur…

10.13 pagi kereta kami tiba di Jaipur. Dengan muka bantal kami keluar dari kereta, tersilaukan cahaya matahari yang cukup terik. Kami berdua berpandangan dan saling tos!

Mari kita eksplorasi kota pertama di India!


Namaste Jaipur!

(bersambung…)

Cheers,

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

21 thoughts on “Pertama Tiba di India, Naik Kereta Pagi Buta dari Delhi ke Jaipur”

  1. turissendaljepit.com

    aku belum pernah ke India, jadi mupeng.. foto-fotonya bagus, paling ku suka foto adek sama Yusni yang bawa ransel…

  2. turissendaljepit.com

    aku belum pernah ke India, jadi mupeng.. foto-fotonya bagus, paling ku suka foto adek sama Yusni yang bawa ransel…

  3. pas ku tengok caption poto dalam pesawatnya bikin baper..bapernya kuadrat karena mupeng ke india dan malah pake garuda pulak!

  4. Makasih Kak Satya Winnie sudah mau berbagi kisah perjalanannya, saya menikmati foto-fotonya di IG yg super keren. Saya juga pingin ke India bukan depan, tapi karena saya Cemen traveler, saya pakai tur sama temen-temen 😄 Saya sih kagum banget dengan keberaniannya menjelajah India tanpa tur. Kalian luar biasa! Saya mau baca semua setorinya 😍

  5. Pengen packing langsung ,berangkat ke India 😂 tapi masih ragu karena tidak fasih berbahasa Inggris 😫

  6. Pernah punya cita2 ke india, ternyata mentoknya sampai malaysia doang wkwkkwkw, dah punya bayi, apalah arti ke luar negri hihihi senang baca blognya. Sehat2 terus.

  7. Bukanrastaman

    pertama komen, aaah aku mengikuti kegiatan kalian dari Instagram dan sangat menyenangkan melihat dua idola berkarya begitu hebatnya

  8. Nasirullah Sitam

    Bakal banyak tulisan berkaitan India di sini. Nunggu video-videonya juga hahahahhha.

  9. Deuh, deuh anak gadiiiiss…
    Teu sabar nunffu cerita selanjutnya. Heu heuuuu

    Sepertiya harus cari cari travelmate kek sat2 kalau ejie ke LN dah. Suka bingung sama kendaraan euy 😁

  10. Langsung ikutan nguap aku sampai dibagian bawah! Pasti karena hipnotis cerita dan foto si ibu2 di satsiun… Hahaha

  11. Gallant Tsany Abdillah

    Wah, kayaknya seru banget itu pas bagian riset-riset bikin itinerary. Meskipun ada beberapa teman yang males bikin, tapi aku sendiri termasuk orang yg suka bikin itinerary.

    Stasiun di India itu bagus ya? Besar dan bersih. Delhi cantt itu bukan stasiun awal ya kak sat? Kalau bukan, berarti keren banget sistem perkeretaapian india bisa sampai ngepas-in gerbong di mana sesuai dengan tanda di peron.

  12. www.emakmbolang.com

    Waduh baca ini jadi inget pertaman bernagkat ke India. yang pada akhirnya dah biasa dengan India.hahaha Bisa dibayangin mulesnya tiket sudah ditangan dan visa belum keluar. dan itu pesawatnya hari. ahhhhh

  13. Halo Winnie
    Seru banget dan detail cerita nya. Saya mau pergi solo travel di bulan Feb 2020. Tanya dong. Kamu pas sampe Indira airport kan tengah malam. Langsung ke stasiun yak. Itu berapa bayar taksi nya.

    Aku sampe jam 10 malam. Imigrasi lama ga ya. Trus mau naik kereta ke Agra jam 6 pagi.

    Kalau aku nunggu di airport aja. Ambil tidur, bisa ga sih. Pengen sih nginep.

    Nunggu saranmu yak. Thanks

Comments are closed.

Scroll to Top