Siapa bilang Palembang hanya terkenal dengan Pempeknya? Kalian harus coba dulu makan pindang yang rasanya nggak kalah nendang!
Dari beberapa rumah makan yang menyediakan menu pindang, kami mencicipi pindang di Musi Dari, yang terletak di kawasan pusat kota Palembang. Rumah makan ini tadinya ada di luar kota Palembang dan baru berekspansi ke pusat kota sehingga mungkin belum banyak yang tahu. Tetapi, soal rasa, pindang yang mereka sajikan rasanya memang benar-benar enak!
Ada beragam jenis pindang yang kita cicipi, antara lain pindang patin, pindang gabus, pindang belida, pindang udang, pindang tulang iga. Untuk menu pindang yang berbahan ikan semuanya enak buat saya karena kuah asam, manis, pedas nan segar pas dengan lembutnya daging ikan. Yang berbahan daging sapi atau iga, ketika dicampur kuah asam memang unik rasanya, tapi lebih cocok digulai atau disup saja deh, jangan di-pindang. Tapi itu opini saya lho…
Sebagai penyuka segala olahan ikan, bisa makan ikan segar dengan olahan pindang langsung di Palembang itu rasanya senang banget. Semua-semuanya dimakan! Maaf-maaf ya saya kalap. Pindang itu ibaratnya wanita cantik, sayang untuk tidak dinikmati. Hihihihi…
Dikarenakan hampir semua pindang itu enak, saya jadi bingung kalau ditanya yang mana yang jadi favorit saya. Tapi kalau ditanya tempat makan pindang favorit saya dimana, mungkin bisa saya jawab di atas kapal di tepi sungai Musi.
Asyik banget kan bisa makan pindang di atas kapal? Apalagi dari kapal kita bisa melihat dengan jelas Jembatan Ampera yang tersohor itu. Nafsu makan meningkat pastinya karena selain perut, mata kita juga dimanja.
Nama tempatnya Pindang Mbok War. Lokasinya sendiri berada di atas Sungai Musi alias terapung. Mbok War berdagang di atas perahu yang dicat warna merah, serasi dengan Jembatan Ampera yang juga berwarna merah.
Sayangnya kalau lagi musim hujan, debit air Sungai Musi pastinya meninggi dan tidak memungkinkan untuk makan di atas perahu. Syukurlah ketika kami berkunjung ke sana, cuaca mendukung dan air Sungai Musi-nya sedang tenang.
Terbayang kan kalau misalnya lagi hujan terus air pasang dan perahunya goyang-goyang karena berarus? Lalu bagaimana kita bisa makan pindang yang berkuah itu? Tumpah-tumpah lah pastinya. Karena alasan itulah, kalau musimnya lagi jelek, kita gak bisa makan di atas perahu.
Di Mbok War, menu andalannya adalah pindang baung. Katanya sih orang-orang memang datang khusus untuk pindang baung meskipun masih banyak menu pindang lainnya.
Untuk seporsi Pindang Patin, harganya Rp 20.000,- dan untuk Pindang Baung harganya Rp 30.000,-. Masih bersahabat di kantong kan? Dijamin nggak akan menyesal sih mengeluarkan uang untuk makan makanan lokal yang enak. Nyam!
Dan ternyata pindang itu enaknya disantap dengan sambal kemang. Rasanya asam mirip mangga muda dan enak banget dicampur, dimakan bersama pindang.
Jadi, kapan kita makan Pindang bareng?
Perjalanan ini adalah undangan dari Dinas Budaya Pariwisata Sumatera Selatan . Saya dan teman-teman blogger mengeksplor beberapa tempat wisata di Palembang. Silahkan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaSriwijaya #WonderfulSriwijaya #PesonaPalembang #PesonaIndonesia