“Kalau pagi-pagi tidak ada ojek, jadi kita jalan kaki saja ke Hol ya” ujar Pak Sarifudin, teman kami yang menemani baronda (jalan-jalan) di Ternate, sesaat setelah mobil yang kami naiki diparkirkan di tepi Pantai Sulamadaha.
Kami memang berangkat pagi-pagi sekali dari penginapan. Tidak sempat mandi, hanya cuci muka dan sikat gigi. Untuk apa mandi pikir kami, toh nanti akan basah-basahan lagi.
Pada hari itu, kami akan bertolak dari Ternate dan pulang ke Jakarta pada sore harinya. Tapi rasanya tak lengkap selama di Ternate, tidak sekali pun “mencicipi” air laut Ternate.
Jadilah saya, Yuki, Mas Him, Mister Dan, dan Pak Sarifudin pergi ke Pantai Sulamadaha pagi-pagi sekali supaya masih terkejar untuk berangkat ke bandara. Ya coba bayangkan siapa yang mau berenang ke pantai jam 7 pagi?
Sebagai anak air, saya sih tidak menolak mau diajak pagi, siang, sore untuk ke pantai. Pagi-pagi itu lebih enak sebenarnya buat saya karena senang pantai yang lengang, tidak ada orang. Cobalah ke Pantai Sulamadaha ini di akhir pekan, pasti berbanding terbalik, alias ramai sekali.
Pantai Sulamadaha sendiri berombak dan berpasir hitam, bukan tipikal pantai yang asyik untuk renang dan ngapung gembira. Kami pergi di sisi sebelahnya Pantai Sulamadaha yang lebih dikenal dengan nama Teluk Hol Sulamadaha, disingkat Hol.
Teluk berbentuk “U” itu tak seberapa luas, namun lebih menyenangkan untuk bersantai dan menikmati terumbu karang. Teman saya di Ternate, Acho bahkan memberitahu jika saya beruntung bisa bertemu dengan banyak penyu.

Apa? Penyu? Serius? Waaahhh… Saya ingin sekali menjadi orang beruntung itu. Saya berharap bisa berenang dan bertemu dengan satu, dua penyu.
***
Dari Pantai Sulamadaha menuju Hol, kita akan menyusuri jalan setapak kecil selama 10 menit. Waktu tempuhnya sih singkat, tapi jalurnya naik turun jadi lumayan menguras tenaga.
Kami sedang santai berjalan ketika dari arah depan terdengar suara deru sepeda motor. Tak lama kemudian dua bocah lelaki datang berboncengan tanpa helm dan alas kaki.
Pak Sarifudin langsung menghentikan motor mereka dan bertanya apakah bisa motornya dipinjam untuk mengantar kami ke Hol. Pastinya bukan adik-adik itu yang bawa motornya melainkan Pak Sarifudin.
Untuk satu orang, kami membayar Rp5000,00 untuk ongkos sewa motor ke adik-adik itu. Relalah mereka untuk menunggu sebentar di tepi jalan setapak sambil menunggu Pak Sarifudin mengantarkan kami satu per satu.
Adik-adik itu menunggu sambil senyum-senyum. Pasti senang dapat duit tambahan buat jajan ya, Dek?
Saya jadi orang pertama yang diantarkan Pak Sarifudin. Ternyata Hol sudah tidak jauh dari tempat kami berjalan. Saya turun dan menunggu teman-teman yang lain tiba.

Rasanya begitu menenangkan saat kaki saya dibelai ombak lembut yang menyapu bibir pantai. Maitara menjulang gagah di kejauhan dan burung-burung berkicau di dahan.
Pagi yang sempurna jika ditambah secangkir kopi atau teh. Sayangnya belum ada warung yang buka.
Tak lama, Yuki, Dan, Mas Him dan Pak Sarifudin tiba. Begitu pula dengan seorang Bapak yang ternyata pemilik salah satu warung yang ada di bibir pantai.
Beliau menyediakan jasa peminjaman snorkel set, ban pelampung bahkan celana pendek jika tidak bawa baju untuk renang. Satu set masker, snorkel dan kaki katak disewakan dengan harga Rp75.000,00.

Lekaslah kami menyeburkan diri ke dalam air begitu sudah mendapatkan snorkel set yang sesuai dengan ukuran kaki masing-masing.
Ini saatnya bertemu dengan penyuuuuuu…
Dimanakah mereka berada?
Saya langsung membawa underwater camera untuk memotret si penyu jika memang beruntung bertemu. Mata saya menyisir terumbu karang yang cerah disinari matahari pagi. Saking cerahnya, air lautnya terlihat sebening kaca. Kedalaman 10-15 meter masih terlihat dengan jelas.
Ternyata saya beruntung pagi itu. Saya bertemu penyu!

Senang sekali bisa melihat mereka langsung di laut, bukan di kolam penangkaran atau pun di akuarium buatan. Saya ikuti penyu itu berenang ke sana ke mari.
Karena sedikit lelah dan kurang tidur beberapa hari sebelumnya, saya tidak fit untuk menyelam jauh dan dalam mengejar penyu agar bisa lebih dekat. Saya cukup senang bisa berenang di permukaan sambil mengikuti arah si penyu.
Mister Dan yang juga sama gembiranya, menyelam mengejar si penyu lucu. Penyu itu kan berenangnya cepat sekali ya, sekali kepak langsung jauh. Ya jadinya susah untuk didekati.
Sempat juga bertemu dengan penyu yang sedang isthirahat diam diantara terumbu karang dan tidak terlalu dalam. Saya menyelam ke arahnya dan ternyata si penyu sadar dan langsung kabur. Huhuhu.
Enggak jadi deh foto bareng penyu dari dekat karena saya sudah kehabisan nafas untuk mengejarnya. Ah tapi melihat mereka langsung di laut juga saya sudah bahagia, tak perlu selfie segala. *menghibur diri sendiri*

Perihal Terumbu Karang di Sulamadaha
Meski senang bertemu dengan penyu dan ikan-ikan hias di sela-sela terumbu karang, di satu sisi saya sedih dengan kondisi terumbu karang yang patah di sana-sini. Ternyata kesadaran wisatawan untuk turut menjaga, tidak menyentuh dan menginjak terumbu karang, masihlah kurang.

Saya pun menyayangkan tidak adanya papan himbauan bagi wisatawan yang datang ke Pantai Sulamadaha. Padahal saya mengharapkan dengan adanya papan itu, kesadaran wisatawan akan terbangun dengan sendirinya.
Bayangkan saja ke depannya jika seluruh terumbu karang di Sulamadaha rusak, semua merugi. Ikan hias dan penyu-penyu sudah pergi ke tempat yang baru dan yang kita pandang hanyalah terumbu karang rusak seluas lapangan bola? Untuk apa?
Ya memang susah sih mengharapkan hal itu terjadi kalau hanya menuliskannya saja di blog ini. Semoga nanti benar ada aksi nyata bersama teman-teman yang peduli dengan pariwisata di Ternate.
15 thoughts on “Renang Gembira Bersama Penyu di Pantai Sulamadaha”
Wah keren jaya ciamik soro 😀 Lautnya bening banget.
Wah yang Hol emang beda banget ya ama yg pantai Sulamadha … Di situ lbh tenanggg, enak buat main2 air haha.
Duh tp sayang memang, karang2nya pada rusak ya :-/
birunya laut jadi pingin ikutan nyebur ke air
ini salah satu hal paling menyenangkan dari Ternate kemarin, selain lihat gerhana matahari total tentunya, yaitu main air di laut yang bening begini. seneng banget bisa nyebur setelah berpanas-panasan terus.
ah pengin main ke sini lagi, dari pagi-pagi yang masih sepi dan berenang sepuasnya.
berikutnya gue udah harus lancar berenang sih. ahahaha…
Iyaaaaa Sulamadaha itu jernih banget airnya. Apalagi kalau pas cuaca cerah 🙂
Iya lebih enak di Hol. Tapi nggak bisa jauh-jauh juga. Keluar dari Teluk arusnya cukup kencang Kak. Harus hati-hati 🙂
Itulah yang bikin miris. Sedih terumbu karangnya rusak 🙁
Setiap lihat foto ini juga aku pengen nyebur lagi. Hehehehe. Terima kasih ya Tika sudah mampir 😉
Syukur masih sempat ya Ki kita berenang ke Sulamadaha. Ihihihihi. Iya trip berikutnya harus sudah bisa lepas pelampung yah 😉
keindahan terumbu karangnya membuat betah berada di dalam air, airnya yang bersih, dan pasirnya yang berwarna hitam menambah keindahan pantai itu sendiri..
Aduh, berbinar di permukaan, tapi tersayat di dalam air 🙁
ini salah satu tempat yang memiliki terumbu karang terindah woww amazaingg warbiazaaa
Setuju banget Kak. Itu kenapa main di laut itu bikin nagih :))) Mau lagi dan mau lagi….
Ah Ki, kau tahu betul apa yang kurasa di Sulamadaha ini ee…
Iya dan semoga semua orang termasuk kita terus menjaga kelestarian terumbu karang ya :))
Bisa asal kita juga bisa berenang secepat dan sesantai penyu :)) Jangan dikagetin dan dipegang ya penyunya…