“Tuktuk saya parkir di depan City Palace ini ya. Sampai jumpa 1,5 jam lagi” ujar supir tuktuk yang kami sewa seharian untuk berkeliling Jaipur. Untuk satu hari penuh, kami sepakat di harga Rs 700 atau sekitar Rp 140.000. Harganya okelah untuk dibagi berdua ya. Daripada capek-capek negosiasi lagi dengan supir tuktuk yang kurang fasih berbahasa Inggris, kami iyakan tawarannya (meski pada akhirnya menyesal. Kenapa? Karena di akhir dimintain extra jadi Rs 1300 dan mau nggak mau harus bayar).
Kompleks istana dibuat sedemikian rupa dan terdiri dari beberapa bangunan ; Diwan I Khas, Diwan I Aam, Chandra Mahal, Mubarak Mahal, Mukut Mahal, Maharani’s Palace, Bhaggi Khana & Shri Govind Dev Ji Temple. Desain dan arsitektur bangunan ini dikerjakan oleh Vidhyadhar Bhattacharya yang berasal dari Bengali.
Juga kalau kalian mau ke Nahargarh untuk mengejar sunrise, supirnya minta extra charge karena mereka harus bangun dan bekerja dari subuh. Sedangkan orang India tidak terbiasa bekerja dari pagi-pagi sekali. Toko saja tidak ada yang buka pagi gengs...
Jalan menuju ke Nahargarh Fort ini menanjak dan berliku-liku melewati pegunungan dan kadang ada tuktuk yang mogok karena mesinnya tidak sanggup naik. Tuktuk yang kami tumpangi syukurnya baik-baik saja dan bang supirnya lihai. Namun di tengah perjalanan kami menjumpai dua gadis asal Inggris yang tuktuknya rusak dan lalu kami tawarkan untuk naik ke Fort bersama-sama. Ya susah pasti mencari tuktuk pengganti di jalanan kosong sepi begitu. Akhirnya kami berempat duduk berpangku-pangkuan agar muat. Saya bongsor, mereka berdua lebih besar dan bongsor lagi. Kasihan juga Yusni kejepit hahahaha…
Kami tiba sudah hampir pukul setengah lima sore dan membayar tiket masuk Rs 200 (sekitar Rp 40.000). Menjelang matahari terbenam, akan lebih banyak wisatawan yang datang ke benteng yang arti namanya adalah “tiger”.
“Dulu di sekitar benteng ini ada banyak sekali harimau, karena itulah benteng ini dinamakan Nahargarh atau tiger. Sampai sekarang, saya mesih percaya meraka ada”, ujar Bang Siraj, driver tuktuk kami.
Kita duduk-duduk saja menikmati matahari tenggelam dan ketika matahari sudah balik ke peraduan, kami juga berjalan ke pintu gerbang karena sudah janji akan turun jam 18.30. Daaaan dua gadis asing tadı masih menumpang. Kami pergi ke tempat tuktuknya mogok dan ternyata tuktuknya sudah hilang, mereka ditinggal supirnya. Kasihan juga. Hal-hal ini lumrah terjadi kalau plesiran ke India, jadi ya slap-siap saja ya.
Setelah sehalian jalan, kami kembali ke hostel kami di Jaipur, Chillout Hostel dan memutuskan makan malam di sana saja. Sebenarnya bisa kok dalam satu hari lebih dari 4 tempat tapi pasti nggak menikmati, pulang ke penginapan keburu capek.
Okay, masih ada beberapa tempat yang mau saya ceritakan, setelah ini ya…
Cheers,