Matahari terbit di Larantuka |
Hari pertama Terios 7 Wonders – Tour De Flores 2016. Berangkat dari Kota Reinha Rosari, Larantuka |
Kota Larantuka |
Ini kali kelima saya menyambangi Flores. Jikalau biasanya saya mengunjungi Flores untuk mengulik keindahan alamnya atau kekayaan budayanya, kali ini saya beruntung bisa ikut langsung menyaksikan perhelatan Tour de Flores 2016. Bagi yang belum familiar apa itu Tour de Flores, mungkin penjelasan paling sederhananya adalah lomba balap sepeda jarak jauh. Pernah dengar Tour de Singkarak dan Tour de Ijen? Nah, sama persis!
Peserta Tour De Flores bersiap. Photo by : Rynol (@r_nol) |
Photo by : Rynol (@r_nol) |
Saat menulis ini, rombongan kami sudah tiba di Ruteng, namun tim balap sepeda baru akan memulai etape keempat, Bajawa – Ruteng yang digadang sebagai jalur terberat dengan rute tanjakan dan turunan berkelok yang tidak habis-habis. Saya saja yang duduk di kursi tengah mobil sampai harus memasang seatbelt agar tidak terlempar ke kiri dan kanan karena tajamnya tikungan. Bahkan 13 pembalap sudah mengundurkan diri dan tidak sanggup lanjut balap lagi.
Tari “Gawi Sadha” di Ende yang mengantarkan para pembalap Tour De Flores 2016 |
Antusiasme masyarakat Flores |
Nona-nona cantik di Larantuka. Duh saya mau semua kainnya 😀 |
Saya berharap (pastinya kalian juga) bahwa penyelenggaraan Tour De Flores ini berdampak terhadap pengembangan pariwisata dan meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara ke pulau bunga ini. Potensi yang dimiliki Flores memang luar biasa, mulai dari keindahan alamnya, kekayaan budayanya dan keramahtamahan penduduknya.
Cerita lainnya bisa dibaca di :