PULAU ONRUST |
Salah satu senior (toku kesayangan) Bang Syamsirwan Ichien |
Cuaca Jakarta hari itu gerimis sendu. Rintik-rintik kecil dengan angin sedang tetapi cukup kencang untuk mendorong layar kapal. Namanya juga kapal layar, tenaga utamanya ya angin. Dengan lihai, Bang Sugi dan ABK santai mengarahkan kemudi kapal. Selama berlayar kita bercengkerama, ketawa-ketiwi sambil menikmati pemandangan kota Jakarta yang semakin mengecil. Waktu itu aku satu-satunya perempuan, tapi asik-asik aja karena abang-abang ini benar-benar menyenangkan dan ngemong aku. Hihihihi.
Makan siang di Warteg Pulau Onrust |
Jam menunjukkan pukul 2 lewat. Kami merapatkan Candola di dermaga Pulau Onrust dan kelihatan beberapa bapak yang sedang memancing di dermaga.Tak perlu dikomando, dengan sigap semua langsng menuju warung makan satu-satunya di Pulau Onrust. Setelah makan dengan nasi dan lauk, perut kami kenyang, hati senang. Kami pun memulai eksplorasi Pulau Onrust.
Info lain yang aku dapat adalah, sekitar tahun 1911, pulau ini dijadikan sebagai barak karantina haji yang akan berangkat dengan kapal ke Arab Saudi. Istilahnya sekarang itu Asrama Haji. Loh, kok karantinanya di Pulau? Alasan mereka dikarantina di pulau ternyata agar para calon haji ini terbiasa dengan udara laut. Bayangkan saja berapa lama perjalanan yang mereka tempuh ke Arab Saudi dengan kapal. Bisa berbulan-bulan loh. Sekarang mah sudah enak kalau mau naik haji bisa terbang pakai pesawat. Hebat sekali ya calon haji zaman dulu. Persiapan fisik, mental dan logistiknya pasti benar-benar matang.