Sensasi Berkuda Tidak Biasa di Kavaleri Bandung

kavaleri-parongpong

Siapa yang suka menunggang kuda? Sayaaaa!

Sedari kecil, saya senang sekali menunggangi kuda. Berawal dari sewaktu kecil di Bengkulu, Mamak selalu mengajak saya naik delman dan dari situ saya senang sekali setiap melihat kuda.

Tuk tik tak tik tuk tik tak, suara sepatu kuda~ (teringat nyanyian masa kecil ciptaan Ibu Sud)

Segitu sukanya, segitu senangnya.

Nah, beberapa waktu lalu, teman saya mengajak ke satu tempat di kawasan Parongpong, Bandung. Saya baca tulisan di gerbangnya.

DENKAVKUD PUSSENKAV TNI AD

Huruf kapital semua yang saya nggak tahu singkatan dari apa. Teman saya lalu memberitahu itu adalah singkatan dari Detasemen Kavaleri Berkuda Pusat Kesenjataan Kavaleri. Markas Denkavkud Pussenkav berada di Jalan Kolonel Masturi Km. 7 Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dan berjarak 15 Km dari pusat kota Bandung.

Udara sejuk menyapa kulit begitu kami memasuki kawasan ini. Saya melihat banyak sekali kuda-kuda berkeliaran di beberapa lapangan. Bahkan ada yang bebas melenggang di jalan sendirian atau berpasangan. Bangunan-bangunan yang didominasi dari kayu dengan arsitektur ala zaman kolonial dengan taman kecil di pekarangan masing-masing rumah.

Tempat apakah ini sebenarnya?

Tempat ini adalah tempat pelatihan kuda-kuda militer dan prajurit kavaleri terbaik di Indonesia. Darii sinilah kuda-kuda dengan breed terbaik di Indonesia, dihasilkan. Kuda-kuda tersebut merupakan aset Negara yang disiapkan untuk menjadi garda pembela NKRI jika sewaktu-waktu diserang Negara lain.
Kuda-kudanya bukanlah kuda sembarang. Mereka adalah kuda-kuda pilihan. Tampilan fisik dan endurance-nya harus bagus. Jika tidak, mereka tidak lulus menjadi kuda prajurit.
pasukan-berkuda-parongpong

Di dalam kawasan DENKAVKUD terdapat beberapa lapangan yang terbagi untuk empat kategori yaitu cross country, endurance, show jumping dan dressage atau tunggang serasi. Tidak semua kuda bisa melakukan keempat kategori tersebut. Biasanya mereka sudah spesifik dilatih untuk satu kategori.
kuda-kuda-parongpong

Pak Wahyu menyambut kedatangan kami dengan ramah dan mengajak kami duduk di depan lapangan. Lalu barisan prajurit berkuda datang dari arah samping dan melakukan aksi-aksi berkuda yang membuat saya terpana. Iya terpana sama kudanyaaaaa, bukan sama Abang-abang prajuritnya.
kuda-parongpong-beraksi

kuda-melompat-api
Kudanya melintasi palang rintangan

Jadi setiap tamu yang datang ke Parongpong ini akan disambut dengan atraksi kuda dan prajurit. Mereka unjuk kebolehan kudanya untuk berlari melewati palang-palang rintangan, tunggang serasi dan menunggang kuda melewati api. Paling seru adalah ketika kudanya disuruh pura-pura mati. Epic banget!

kuda-pura-pura-mati
Kudanya terlatih untuk pura-pura mati…

Sambil melihat kuda-kuda yang dilepas di lapangan rumput, saya berbincang dengan Pak Wahyu tentang kavaleri.

“Kuda di Parongpong ini semuanya hasil cross breeding. Jantan dari luar, betina dari Indonesia” ujar Pak Wahyu.

Beliau lanjut menjelaskan bahwa kuda-kuda ini pun ada kategorinya masing-masing dan asalnya berbeda-beda. Kuda jumping itu biasanya berasal dari Australia. Kuda tunggang serasi atau keindahan biasanya dari Jerman karena kudanya lebih indah dan lebih lembut. Sedangkan kuda endurance itu biasanya didatangkan dari Arab. Sekali berlari, kudanya bisa tahan hingga 120 KM. Whoa

“Nah, kalau kuda Indonesia apa kelebihannya Pak?” tanyaku.

“Kuda Indonesia itu walaupun kecil posturnya tapi nyalinya besar. Tahan malu juga. Bentuknya jelek tapi dia pede aja” jawab Pak Wahyu.

“Silsilah kuda Indonesia itu banyak. Ada kuda priangan, kuda sumba, kuda bali, kuda batak. Biasanya kita bawa yang paling bagus baru kita silangkan” lanjutnya lagi.

kuda-kavaleri-parongpong
Senyumnya Mas 😀

Untuk membedakan kuda-kuda di Paronpong, biasanya keturunan pertama diberi kode G1. Ketika anaknya G1 kawin, lahirlah G2 atau generasi kedua. Nah kalau kuda ini menikah lagi, lalu anaknya menikah lagi sampai G5, barulah bisa dinyatakan kuda tersebut asli kuda keturunan Indonesia.

Sama seperti tentara yang ada NRP nya, kuda pun punya kode registrasi masing-masing agar tidak tertukar. Setiap kuda di sini punya huruf “P” di kaki depannya yang artinya Parongpong lalu diikuti tahun lahirnya. Kalau 03 berarti lahirnya 2003, 11 berarti lahirnya 2011.

kuda-merumput
Kuda mah ya kalau nggak lari ya makan…

Lalu di kaki belakang juga ada cap nomor yang menandakan urutan kelahirannya dalam tahun tersebut. Misalnya ada 50 kuda yang lahir dalam tahun 2005 dan kuda ini urutan lahirnya ke 32, kode di kaki depan P05 dan di kaki belakangnya 32.

Total kuda yang ada di Parongpong ini ada 236, termasuk kuda pejantan, kuda induk dan kuda anak. Kuda-kuda di sini termasuk kuda yang sangat enak hidupnya. Makanan dan tempat tinggal sudah terjamin. Jadilah mereka semua berumur panjang. Umur mereka biasanya belasan hingga 30 tahun karena perawatan yang baik. Bahkan kuda-kuda yang tua masih dirawat dengan sangat baik, diisthirahatkan hingga meninggal.

“Di sini ada kuda yang kelahirannya tahun 1989, lho” ujar Pak Wahyu.

“Wah, lebih tua dari saya, Pak” celotehku.

Nah, bagaimana dengan jadwal makan kuda-kuda ini?

Kuda diberi makan dua kali sehari, pagi dan sore. Pagi sekitar pukul 7 diberi makan oleh petugas. Kemudian sekitar pukul jam 9 pagi ketika rumput sudah kering dan matahari terbit, kudanya dilepas untuk cari makan tambahan. Sore dikasih makan lagi ketika sudah pulang ke kandang.

Saya lalu bertanya lagi kepada Pak Wahyu bagaimana cara menggiring balik kuda ke kandang dari lapangan.

Ternyata setiap kandang ada penjaga lokalnya. Ketika sudah tiba waktunya kuda untuk pulang ke kandang dan makan, kuda tersebut akan dipanggil dengan kode-kode sendiri. Ada yang kodenya tepuk tangan, bersiul, atau diketok-ketok pintu kandangnya. Kuda-kuda tersebut pasti sudah mengerti dan pulang sendiri.

tentara-sayang-kuda
Ronggur dan prajurit kesayangannya.

“Tapi kuda yang dablek sih ada aja. Harus dijemput baru digiring ke kandang” ujar Pak Wahyu sambil terkekeh.

“Kamu tahu Larasati Gading? Dia itu atlet berkuda kebanggan Indonesia. Sudah cantik, mahir berkuda pula. Senang sekali saya waktu Larasati kesini. Orangnya ramah dan mudah senyum”.
Saya kemudian penasaran dan cari-cari berita tentang atlet berkuda bernama Larasati Gading. Ya ampun cantik sekali.

Walau usianya tidak lagi tergolong muda, Larasati tetap berprestasi di kejuaraan berkuda internasional. Juni 2015 kemarin, Larasati Gading menyumbangkan medali emas pada nomor berkuda individu tunggang serasi SEA Games 2015 di Singapore Turf Club Riding Centre. Lagi-lagi kemenangan diraihnya bersama kuda kesayangan bernama Wallenstein, yang sudah ditungangginya dari tahun 2011.

Kebarat-baratan sekali nama kudanya ya? Jelas. Namanya juga kuda dari Jerman. Wallenstein ini memang lahir dan besar di Jerman. Jadi, setiap ada kejuaraan, misalkan di Singapura kemarin, Wallenstein didatangkan dari Jerman dan begitu selesai kejuaraan langsung dipulangkan. Susah juga tapi kalau kejuaraannya berlangsung di Negara tropis ya. Wallenstein-nya kepanasan dan jadi agak susah dikendalikan.Tapi enak juga ya jadi Wallenstein yaa. Bisa jalan-jalan keliling dunia. Coba bandingkan dengan kuda-kuda yang hanya di kandang atau kuda yang jadi penarik delman. Sungguh berbeda sekali.

Uniknya, kuda-kuda di Parongpong ini dinamai nama yang Indonesia banget. Kuda jantan dinamai dengan nama-nama gunung di Indonesia dan yang betina diberi nama bunga.

Sehabis berbincang dengan Pak Wahyu, saya menunggangi kuda yang gagah sekali bernama Ronggur (bukan nama sebenarnya dan saya lupa nama aslinya) yang tingginya lebih dari dua meter. Saking besarnya, saya kesulitan untuk naik ke sadelnya Ronggur. Kami berjalan-jalan berkeliling dan sesekali berhenti untuk makan rumput. Cuaca cerah dan udara yang sejuk membuat saya betah sekali menunggangi si Ronggur berkali-kali keliling lapangan. Lama-kelamaan saya menikmati ritme menunggangi kuda. Badan kita ikutan ginuk-ginuk gitu. Memang katanya olahraga berkuda baik untuk pembentukan tubuh bagian bawah. Saya diajarkan untuk menggunakan tumit kaki untuk memberi perintah jalan kepada kuda. Semakin keras kita menghentak dengan tumit, semakin kencang pula lari si kuda.
https://darwistriadi.blogspot.co.id/2009/04/byebye-catwalk.html

berkuda-di-kavaleri-bandung

Walaupun Kavaleri ini adalah kawasan militer, kita orang sipil juga bisa ikut mencoba kok. Asyik banget kalau bisa membawa keluarga berlibur naik kuda di kavaleri. Apalagi lokasinya di Lembang. Dekat banget kalau mau kemana-mana. Bisa berwisata di sekitaran Lembang sambil mengenalkan kuda ke anak-anak. Tenang saja. Walau ukuran badan kudanya besar dan tinggi, mereka sangat jinak kok. Senang dipeluk-peluk…

sayang-kuda
Malu-malu kuda

berkuda-bandung
Jadi, kalian mau mencoba sensasi berkuda tidak biasa ini? Silahkan kontak Pak Edhy 0877-2226-1978 ya. Bisa juga lihat website kavaleri di sini.

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

20 thoughts on “Sensasi Berkuda Tidak Biasa di Kavaleri Bandung”

  1. Fahmi (catperku.com)

    kau kok bisa main-main ke tempat ginian gimana caranya? Lain kali ajak-ajak dong~ pengen cobain berkuda juga nih XD

  2. Karena kita selalu mencari yang aneh-aneh Mi. Hahahaha. Iya boleh dicobain tuh. Ada kontaknya di atas. Ajak Putri juga 😉

  3. Nggak kok. Tapi waktu itu kita datangnya serombongan. Coba dikontak aja Pak Edhy nya ya. Itu aku kasih kontaknya di atas 😉

  4. Hi Satya Winie
    utk biayanya sendiri berapa ya?
    bebas untuk umum/ gimana ?
    disana berlatih berkuda atau mengunggangi kuda aja ?

  5. Mantap… Aku dulu jg pernah dinas disana loh… 4tahun bergelut sama kuda. Dari kuda yg nurut sampai yg pura pura nurut hehehe

  6. Wah Mas Anang seru sekali pekerjaannya setiap hari ngurusin kuda. Pasti senang ya Mas lihat tingkah laku kuda-kuda di sana.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top