Museum Kaliasa Dieng, Mengenal Dieng Seutuhnya

•
•0

Berkeliling keliling di objek wisata tanpa ada sesuatu yang bisa menjelaskan ini candi apa, sejarahnya, kapan dibuatnya, fungsinya bla bla bla membuat liburan saya terasa hampa. Jalan-jalan itu bukan cuma lihat objek, jeprat-jepret narsis terus pulang. Kalau bisa ada “sesuatu” yang bisa dibawa yaitu ilmu 🙂

Berhubung di kawasan Candi Arjuna Dieng tidak ada penjelasan tentang objek wisata terkait, maka saya dan Ju pergi ke Museum Kaliasa yang tidak jauh dari kawasan candi. Untuk memasuki museum ini kita dikenakan biaya Rp 5000 / orang.

Selain melihat replika candi & patung para dewa, kita juga bisa belajar sejarah Dieng, flora & fauna, kesenian bahkan keseharian masyarakatnya. Supaya lebih jelas lagi, kita bisa nonton sejarah Dieng di teater mini museum Kaliasa. Pengunjung disuguhkan film pendek berdurasi 15-20 menit. Filmnya? Ya biasalah panjang di narasi yang menjelaskan potongan-potongan gambar Dieng dulu dan kini.

Replika-candi
Replika bagian-bagian candi dan deskrpsi nya.
Peralatan-dapur-deing
Peralatan dapur dan kehidupan sehari-hari masyarakat Dieng.

Rambut-gimbal

Oh iya museum Kaliasa ini terdiri dari 2 gedung yang berhadapan. Gedung yang kedua ini memajang replika lingga, yoni, arca, benda-benda peninggalan sejarah. Hebat ya para seniman zaman dulu bisa mengukir batu-batu besar seperti itu. 🙂

Lingga-yoni
Lingga & Yoni

Setelah puas belajar sejarah di museum Kaliasa, kita bisa menikmati teh / kopi di kios kaki lima di depan museum. Kalau tidak, kita bisa naik anak tangga dibelakang Museum, duduk-duduk santai memandang Dieng dan kawasan Candi Arjuna dari kejauhan sambil memuji keindahan bunga-bunga di taman.

Saya dan Ju sudah menyiapkan air mineral dan snack sendiri, sehingga kita bisa duduk berlama-lama sambil bercerita. Sempat foto-foto narsis juga. Tapi akibat nongkrong kelamaan, hujan pun turun dan kita terjebak di pendopo selama hampir 1,5 jam.

Akhirnya hari sudah semakin gelap, hujan tak kunjung reda. Payung cuma ada 1, badan sudah mulai kedinginan dan tidak ada jalan lain selain pulang sepayung berdua. Setelah membungkus kamera dengan jaket, kami pun pulang sambil berebut payung.

Berhubung badan Ju besar sekali, susah dapat bagian dalam payung dan setengah badan saya pun basah. Hahahaha. Sesampai di homestay, bebersih diri dengan air hangat, minum kopi / coklat hangat dan langsung tidur. Haaah…. nikmatnya. Ini baru namanya liburan.

Belakang-museum-kaliasa
Taman di belakang Museum Kaliasa. Di kejauhan tampak kawasan Candi Arjuna.
About the author

An adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on.

Related Posts

Leave a Reply