Berkali-kali berkunjung ke Pahawang tidak ada bosan-bosannya. Tempat ini memang selalu menawan dengan segala keindahan di daratan dan bawah lautnya.
Sebelumnya, daku sudah pernah menulis tentang Pahawang lho, bisa dibaca di “Bersantai Sejenak di Pahawang dan Kelagian”
Perjalanan ke Pahawang kali ini benar-benar menyenangkan. Apalagi tripnya bareng 50 orang teman. Big team!
Cuaca cerah mendukung perjalanan kami. Sehabis makan pagi, kami semua duduk manis di dalam bus dan menuju Pelabuhan Ketapang, sebelum menyeberang ke Pahawang. Paling enak memang kalau menginap dulu di Bandar Lampung agar tidak terlalu jauh ke Pelabuhan Ketapang. Jarak tempuhnya hanya sekitar 1,5 jam. Jika berangkat langsung dari Pelabuhan Bakauheni akan memakan waktu sekitar 2,5 – 3 jam.
Sama sekali tidak terasa bosan karena guide kami, Bapak Sami Yo Sami bercerita banyak tentang adat dan budaya Lampung. Di bus terasa seru karena semuanya antusias untuk tanya jawab dengan beliau.
Pahawang kini sudah berkembang dengan sangat baik. Setiap tahun ada perubahan yang signifikan dari segi infrastruktur. Beberapa tahun lalu, jalan raya dari Lampung ke Pelabuhan Ketapang sangat rusak namun kini sudah beraspal mulus. Takjub pula daku melihat Pelabuhan Ketapang yang kini ditata rapi, toilet di pelabuhan bersih, perahu-perahu bersandar teratur.
![]() |
Bersiap jalan-jalan ke Pahawang~ (credit : www.griskagunara.com ) |
Sebenarnya bulan November bukan bulan yang tepat untuk bermain ke Pahawang karena sudah memasuki musim penghujan. Kami cukup beruntung masih mendapatkan cuaca cerah sepanjang hari meski sedikit berawan. Semesta mendukung!
Dalam kapal kayu yang melaju pelan, kami menikmati pulau-pulau tak berpenghuni, dipenuhi pohon berdaun kemerahan. Rasanya sedang melihat musim gugur di luar negeri. Di tengah riuhnya bunyi mesin kapal, cicit burung yang terbang mengitari perahu kami sambil menukik berburu ikan di permukaan air, masih jelas terdengar.
![]() |
Semacam musim gugur di luar negeri ya… Pohonnya memerah…. |
![]() |
Cantiknya perpaduan air laut kehijauan dan warna-warni pohon… |
Berlabuhlah kami di Pulau Kelagian, pulau kecil dengan pasir putih yang memikat hati.
“Yuk nyebur yuk” ajak Tides sambil meloncat dari kapal membawa long fin-nya.
Ya siapa yang tidak tahan untuk menceburkan diri ke air laut yang biru jernih begitu ya kan. Daku pun tak mau ketinggalan untuk mengambil fin, snorkel, underwater camera, bersiap untuk bersenang-senang di dalam air.
![]() |
Yoga di tepi pantai? Asyik pastinya! |
Ternyata tidak semuanya mau bermain air. Ada yang lebih nyaman dan senang duduk di balai-balai tepian pantai, menikmati angin semilir dan seruput kelapa muda. Di Pulau Kelagian kecil yang dulunya tidak ada siapa-siapa, sekarang sudah dikelola bersih dan rapi. Ada satu warung juga yang menjajakan makanan ringan dan minuman segar.
Matahari sudah semakin tinggi, kapal bertolak menuju spot snorkeling berikutnya di dekat Pulau Pahawang Besar. Saya sedikit kaget karena sekarang ada tulisan “I LOVE YOU PAHAWANG” yang sengaja dibuat untuk atraksi bawah laut. Jadi bisa mengambil foto dengan latar belakang tulisan itu. Asal diingat saja untuk tidak memegang karang ya.
![]() |
Yak! Huruf apa yang hilang di sana? Hahahaha…. |
Lelah snorkeling, kami diajak Pak Sami untuk menikmati santapan yang sudah disiapkan. Begitu kapal bersandar di dermaga, semuanya langsung bergegas menuju pondokan. Begitu melihat Bapaknya sedang membuka kelapa-kelapa muda, langsung terbayang itu air degan mengalir di kerongkongan.
Begitu melihat menu yang sudah disajikan, duh semuanya menggugah selera. Nasi hangat, lalapan, beragam ikan bakar, seruit (sambal khas Lampung) dan sambal rawit kecap. Sedap betul!
Di bawah pohon kelapa yang rindang, semua menikmati makan siang masing-masing. Memang tiada makan siang yang lebih menyenangkan dari makan di ruang terbuka, dihibur dengan suara gemerisik angin dan ombak.
Perut kenyang, dibuai angin, bawaannya jadi mengantuk ya. Langsung deh pasang hammock di pohon kelapa dan tidurrrrr…
Menjelang sore, Pak Sami, local guide kami mengajak untuk snorkeling ria lagi. Namun karena ombak cukup tinggi, kami diajak ke tempat yang nggak kalah menariknya. Bagan ikan. Whoaaaaaa…
Kebayang nggak ketika 50an orang ingin naik semuanya ke bagan ikan yang terapung di atas laut, hampir tenggelam kakak. Hahahaha…
Namun semuanya antusias ketika jaring-jaring di bagan diangkat dan terlihat banyak ikan kerapu. Sayang masih kecil-kecil. Kalau sudah besar, kita tangkap terus dibakar ya. Sedap!
![]() |
Main ke Bagan Apung Ikan Kerapu~ |
Sehabis dari bagan, bertolaklah kami ke Pulau Pahawang Kecil, di mana kita bisa menemukan gusung (gundukan pasir) panjang yang bisa kita lewati saat air surut. Pagi hingga tengah hari adalah waktu yang paling tepat untuk datang ke Pahawang Kecil.
Sayangnya karena kami datang kesorean, gusungnya sudah tertutup air pasang. Meski begitu, semuanya tetap gembira ria berkeliling pulau dan mencari sudut-sudut cantik untuk ditangkap mata lensa.
Hari sudah semakin gelap dan kami harus kembali ke Pelabuhan Ketapang secepatnya. Tak dinyana, kami mendapatkan langit senja begitu indah padahal awalnya langit mendung. Ah penutup perjalanan ke Pahawang yang manis sekali.
Pahawang, ku kan kembali lagi~
![]() |
Senja di Pelabuhan Ketapang |
Cara menuju ke Pahawang :
- Naik Bus dari Bakauheni – Terminal Rajabasa : Rp 25000,- (Patas AC)
- Naik Angkot dari Terminal Rajabasa – Tanjung Karang : Rp 3000,-
- Naik Angkot dari Tanjung Karang – Teluk Betung : Rp 3000,-
- Naik Angkot Pick-Up dari Tanjung Karang – Dermaga Ketapang : Rp 8000,-
- Untuk menginap di Pahawang besar, biayanya adalah Rp 400.000,- per malam di satu rumah dengan kapasitas 20 an orang.
- Pulau Kelagian Besar merupakan pulau yang dimiliki oleh Angkatan Laut. Per orang dikenai biaya masuk Rp 3000,-. Ada pondok-pondok yang disewakan dengan harga Rp 25000,- per hari dan Rp 50000,- jika ingin bermalam.
Keragaman alam dan budaya merupakan salah satu Pesona Indonesia. Pastikan kalian meluangkan waktu untuk mengeksplor Indonesia. Dijamin tak menyesal. Live a life you will remember! Cheers!
Perjalanan ini adalah undangan dari Kementerian Pariwisata Indonesia. Saya dan teman-teman media serta blogger akan mengekspor beberapa tempat wisata di Lampung. Silahkan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaLampung #PesonaIndonesia #SaptaNusantara
10 thoughts on “Pahawang, Ku Kan Kembali Lagi”
Yeah. fotoku nampang ganteng di sini. Makasih Mba Satya. Btw, yang bener gosongan atau gusung ya?
Hehehe…
Bisa di share nggak bgmn supaya kita bisa ikut serta/blog atau aktifitas kita terlebih di bidang traveling memperkenalkan pariwisata Indonesia di lirik mereka, jadi kita bisa ikut serta dan next nya bisa di undang Kemenpar?
Bisa di share nggak bgmn supaya kita bisa ikut serta/blog atau aktifitas kita terlebih di bidang traveling memperkenalkan pariwisata Indonesia di lirik mereka, jadi kita bisa ikut serta dan next nya bisa di undang Kemenpar?
Bisa di share nggak bgmn supaya kita bisa ikut serta/blog atau aktifitas kita terlebih di bidang traveling memperkenalkan pariwisata Indonesia di lirik mereka, jadi kita bisa ikut serta dan next nya bisa di undang Kemenpar?
Paling ganteng dan paling dekat kamera ya Nif. Hahahaha. Aku sih sering bilangnya gusung, ada juga yang bilang gosongan, Yah sama-sama ngerti itu apa… Hahahaha…
Nice one Satya !
Halo teman sekamaaaaaar.
Kapan2 ajarin freedive ya beb. ehehhee
aiiihj, jadi kepengen. Bookmarked!
Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda yang berjudul " PAHAWANG, KU KAN KEMBALI LAGI ".
Saya juga mempunyai jurnal yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Pariwisata Indonesia
bagus