Pulau Balai, Pintu Masuk Untuk Menjelajah Pulau Banyak

Menuju Aceh Singkil

Menuju Aceh Singkil

Setelah 9 jam road trip seru menuju Aceh Singkil dari Medan, kami siap untuk mengeksplor pulau-pulau yang ada di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

Aceh Singkil termasuk salah satu daerah yang mengalami kerusakan parah sewaktu bencana Tsunami Aceh 2004. Dari dermaga Singkil, terlihat satu bekas rumah yang pondasinya masih berdiri kokoh di atas laut. Meski tinggal rangka, rumah itu menjadi pengingat betapa dahsyatnya bencana 11 tahun silam.

Aceh

Langit Cerah Aceh

Pulau Banyak juga terkena dampak nyata Tsunami. Gugusan pulau yang tadinya berjumlah 99, kini hanya tinggal 86 pulau saja. Wow! Butuh berapa lama ya untuk menjejak di setiap pulaunya? Bisa berbulan-bulan kali ya.

Kapal Nelayan 

Sekitar 3 jam kami menaiki kapal perahu nelayan dari Pelabuhan Pulo Sarok di Aceh Singkil menuju Pulau Balai di Pulau Banyak. Ada juga kapal ferry yang melayani penyeberangan Aceh Singkil – Pulau Banyak namun hanya jadwalnya hanya tiga kali dalam satu minggu yaitu Senin, Kamis dan Jumat. 

“Siap-siap ya. Sebentar lagi kita akan melihat fenomena alam di laut” ujar Bang Hasbie, pemandu kami. 

DIbilang begitu, kami penasaran dengan fenomena yang dimaksud Bang Hasbie. Ada apakah?

“Nah, nah coba lihat itu air laut sebelah sana, warnanya biru dan coklat namun tidak bercampur” ujar Bang Hasbie sambil menunjuk ke arah pertemuan air. 

Fenomena Air Biru dan Coklat

Seketika kami takjub dan mengabadikan fenomena itu dengan beberapa kali jepretan kamera. Memang benar adanya warna laut itu biru dan coklat namun tidak bersatu. Air coklatnya sendiri berasal dari sungai, mengalir ke muara dan akhirnya ke laut. Namun kenapa tidak bercampur? Itu yang menjadi pertanyaannya. 

Buatlah diri masing-masing nyaman selama penyeberangan 3 jam ke Pulau Banyak. Bisa dengan membaca buku, mendengarkan musik, memotret, memancing, ikut mengemudi kapal (ini seru banget) atau pilihan terakhirnya tidur. Kalian mau pilih yang mana?

Kapal Nelayan Aceh

Begitu kapal menjadi lebih pelan, tahulah kami bahwa Pulau Balai sudah dekat. Dari kejauhan terlihat tambak, rumah, BTS dan perahu nelayan yang lalu lalang. Langit biru cerah, secerah hati kami, menyambut  kedatangan kami di Pulau Balai.

Tepi Dermaga

Selama di Pulau Balai, kami menginap di Homestay Nanda, yang ada di tepi dermaga. Turun dari dermaga, jalan sepuluh langkah sudah sampai. 

Ibu pemilik homestay mempersilahkan kami masuk dan meminta menunggu sebentar karena makan siang sudah disiapkan. Hmmmm, pantas saja sudah ada bau-bau enak dari dapur. Nggak sabar untuk segera menyantap hidangan khas di Pulau Banyak. Tebakanku menu utamanya pasti seafood. Jelas dong ya, kan di Pulau Banyak, ikannya banyak dan segar-segar. 

Homestay Nanda

Untuk ukuran homestay di pulau, Homestay Nanda ini tergolong yang paling bagus di Pulau Balai. Kamarnya cukup luas dengan pendingin udara, televisi dan kamar mandi di dalam. Nyaman banget! Letaknya di pinggir laut pula.

Kami langsung menuju ruang makan begitu diajak menyantap makan siang. Benar saja menu utama makan siang kali itu adalah Ikan Panggang Pacak, ikan panggang berlumur bumbu kelapa parut yang dicampur kunyit.

Setahu saya sih ini makanan khas Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kampung saya sendiri. Tak disangka saya menemukan menu Ikan Panggang Pacak ini di Pulau Banyak. Duh kangennya…

Ikan Panggang Pacak 

Enaknya juga sama! Kami lahap dalam diam saking enaknya.

Sudah makan enak, rasanya kurang jika tidak membasahi kerongkongan. Panas-panas pasti enaknya minum jus dingin. Segeralah kami pesan beberapa gelas jus tomat, jus jeruk, jus timun. Hmmmm, setiap tegukan terasa segarnya. Apalagi kalau jusnya diseruput sambil melihat indahnya laut. Sedap betul!

Jus Dingin 

Pulau Balai ini merupakan salah satu pulau di Pulau Banyak dengan jumlah penduduk terbanyak. Pulau ini juga menjadi pusat kecamatan Pulau Balai. Infrastruktur sudah tergolong baik, listrik  menyala 24 jam, air tawar tersedia cukup, sinyal juga oke (khusus Telkomsel saja).

Pusat Kecamatan Pulai Balai

Rumah-rumah di Pulau Balai

Sebenarnya musim terbaik untuk mengunjungi Pulau Banyak adalah bulan Maret hingga September. Di bulan-bulan tersebut, pemandangan yang ditawarkan sungguh menawan dan membikin ketagihan.

Yuk kita keliling-keliling pulau di Pulau Banyak. Island Hopping!

Balai Island Aceh

 

Perjalanan ini adalah undangan dari Dinas Budaya Pariwisata Aceh . Saya dan teman-teman media serta blogger mengeksplor beberapa tempat wisata di Aceh Singkil. Silahkan juga cek foto-fotonya di Twitter dan Instagram dengan hashtag #PesonaAcehSingkil #PesonaAceh #PesonaIndonesia

 

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

3 thoughts on “Pulau Balai, Pintu Masuk Untuk Menjelajah Pulau Banyak”

  1. kak jembatannya udah kelar.. dan klo malam keren loh kak.. hmm.. dikau tetap janji mau jadikan daku modelnya kan? :))

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top