Sambutan Hangat dari Kuta Lombok

Indahnya Kuta Lombok

Kapal Putri Gianyar yang kami tumpangi dari dari pelabuhan Padang Bai tengah malam kemarin, sudah berhenti dengan sempurna.

Orang-orang pun beradu langkah untuk keluar dari kapal.

Saya masih santai saja sambil membersihkan muka, menunggu hingga semua orang keluar. Yang tersisa hanya petugas kapal yang sedang mengecek siapa tahu ada barang yang tertinggal, memungut sampah dan menyapu lantai.

Dari pelabuhan Lembar ke Kuta Lombok masih sekitar 1,5 jam perjalanan. Pun transportasi mobil dengan ongkos yang dipatok Rp 100.000 per orang. Saya langsung mengernyitkan dahi.

Kok mahal banget yah?

Sebagai perbandingan, saya tinggal di Sibolga, 11—12 jam dari kota Medan naik mobil cuma Rp 130.000 ongkosnya. Itu perjalanan 11-12 jam loh ya. Masa harganya hampir sama dengan perjalanan 1,5 jam?

Syukurlah ada teman dari pecinta alam FE UNRAM, teman lama Ju — yaitu Bang Lukman — menjemput kami di Lembar dan berbaik hati mengantarkan kami ke Kuta, Lombok. Bisa hemat 200 ribu kan? Asyikkk!

Dengan senyum sumringah, Bang Lukman tersenyum dan menanyakan kabar.

Dia dan Ju sudah tak bertemu selama 10 tahun. Terakhir waktu bertemu mereka mendaki Gunung Rinjani bersama-sama. Ketika bertemu lagi, Bang Lukman sudah menikah dan punya anak tiga. Yes, time flies…!

Mobil melaju cepat menuju Kuta. Jalanan pagi itu sepi sekali.

Tapi Lombok sudah membuat aku jatuh cinta padahal baru pertama kali. Jalan aspal yang mulus, dipayungi pohon-pohon rindang yang hijaunya menyegarkan mata membuat pembuka liburan menjadi sangat menyenangkan.

Ju dan Bang Lukman asyik bersenda gurau, bernostalgia masa muda dan aku di bangku belakang tertidur pulas. Tsk.

“Dasar pelor ~ nempel molooooor …!”

Perjalanan menuju Kuta Lombok
Jalan yang rindang dari Lembar menuju Kuta Lombok

Ketika mobil berhenti, aku belum melihat adanya pantai, tapi pekarangan rumah.

Bang Lukman bilang kami akan beristirahat minum kopi di rumah Bang Boo-boo. Terlihat sesosok laki-laki bermuka ramah dan lucu keluar dari dalam rumah.

Setelah berkenalan, Bang Boo-boo mengajak kami duduk di pendopo di halaman. Kami disuguhkan 4 gelas kopi panas.

Sebenarnya saya enggak minum kopi. Tapi sebagai tamu, kita harus menghormati apapun yang disuguhkan. Kan masih kopi ini yang disajikan, bukan racun.

Bang Lukman dan Boo-boo menanyakan rencana perjalanan kami selama di Kuta.

Lalu aku menjelaskan tiga tempat yang sangat ingin aku kunjungi, yaitu Pantai Mawun, Tanjung Aan dan Pantai Selong Belanak.

Kalau memang bisa mengunjungi lebih dari itu ya bersyukur sekali karena memang banyak tempat yang cantik untuk dikunjungi. Tapi karena waktu yang aku punya hanya dua hari, ya nggak muluk-muluk permintaannya.

Itu mah bukan liburan namanya tapi ambisius. Toh kalau memang tidak bisa mengunjungi semuanya di kunjungan yang ini, masih ada kunjungan-kunjungan berikutnya.

Tujuan utama liburan itu bersenang-senang dan tidak hanya menghabiskan tenaga untuk perjalanan demi mencari ‘hidden paradise’.

Kami lalu ditanya ingin menginap dimana. Saya sudah membawa daftar beberapa homestay di Kuta, tetapi saya lebih percaya dengan pilihan Bang Boo-boo sebagai orang lokal.

Kami diantarkan ke ‘Royal Spa Bungalows’ yang tidak ada di daftar homestay—ku. Ternyata homestay ini masih baru. Halamannya luas, bangunannya terdiri dari pondok-pondok yang dipayungi pohon rindang dan ada kursi santai di depan masing-masing pondok.

Suasana tenang dan nyaman. Cocok sekali seperti yang saya inginkan. Rate-nya Rpp 150.000/malam sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Wah, harganya juga pas di kantong. Oke, kita putuskan untuk menginap di sini saja.

Royal Spa Bungalow
Pondok tempat kami menginap, Royal Spa Bungalow.
Halaman Royal Spa Bungalow
Halaman Royal Spa Bungalow ini luas dan ada pondokan di tengah untuk ngumpul santai-santai

Secara pribadi, aku suka sekali pondok ini. Dinding dan atapnya dianyam. Memang tidak terlalu besar tetapi menurutku cukup untuk berdua.

Tempat tidurnya bersih dan wangi, ada kipas angin dan dua handuk bersih yang disiapkan di atas meja. Yang terpenting buatku adalah kamar mandinya.

Lantainya sengaja dibuat dari batu (jadi kayak batu refleksi gitu), wastafel dan toilet duduk yang bersih sekali dan ada pancurannya. Hore! Berasa lagi mandi di kampungku. Hahaha…

Tempat tidur bersih dan wangi
Tempat tidurnya besar, bersih dan wangi pula.

Kamar Mandi

Setelah memastikan kami suka dengan penginapannya, Bang Lukman dan Boo2 pamit pulang.

Besok Bang Lukman berjanji membawa anak dan istrinya untuk bermain ke pantai bersama-sama. Asyik, ada teman main.

Oh ya, Bang Boo2 juga membantu kami untuk mendapatkan motor untuk disewa.

Di Lombok, transportasi umum susah jadi lebih baik menyewa motor untuk jalan-jalan ke objek wisata di Lombok. Harga normal sewanya Rp 50.000 per hari tapi enggak pakai helm.

Nah, disini nih lucunya. Di Kuta aku tidak melihat ada orang lokal atau turis yang naik motor pakai helm. Katanya memang tidak biasa pakai helm.

Loh? Gimana ceritanya ini? Kalau kecelakaan gimana? Hih amit-amit! Tapi ya mau gimana lagi, helm nya memang gak ada kan? Mesti ekstra hati-hati deh di jalan.

Saya dan Ju bergantian mandi dan beberes. Biasanya Ju duluan karena saya mandinya paling lama. Dudududu.

Rencananya kami akan pergi ke tempat yang paling jauh dulu yaitu Pantai Selong Belanak yang jaraknya kurang lebih 16 KM dari Pantai Kuta.

Menunggu saya beberes, Ju pergi mengisi bensin (harga premium 7.000/liter) dan membeli bekal makan siang untuk dibawa ke pantai. Piknik asyik. 😀

Butuh satu jam untuk mencapai Pantai Selong Belanak. Mungkin bisa lebih cepat kalau misalnya jalan terus tanpa berhenti. Masalahnya kebiasaan saya dan Ju adalah berhenti setiap ada yang bagus untuk difoto.

Aku lebih tertarik dengan jalan dan langit. Ju lebih tertarik pada orang lokal dan tembakau yang banyak terdapat di kanan-kiri jalan.

Jadi ya gitu. Jalan, berhenti terus jalan eh berhenti lagi. Kami tidak berlama-lama juga karena teriknya matahari Lombok nggak nahan, sob.

Jalan Menuju Mawun
Jalanan menuju Mawun & Selong Belanak.
Ladang Tembakau
Ladang tembakau yang akan sering kita jumpai di tepi jalan.
Hewan Ternak di Bebas Lepas
Hewan ternak dilepas bebas untuk merumput sendiri.

Aku bernyanyi-nyanyi sepanjang jalan dan merasa nggak punya beban.

Aku meluapkan rasa senang yang tak tertahankan karena akhirnya bisa liburan ke Nusa Tenggara, salah satu wishlist ku tahun 2013.

Kuta Lombok ini benar-benar cantik. Sewaktu liburan disana langit cerah, arak-arakan awan kapas meriah menghiasi langit biru.

Langit biru, awan putih, membentang indah lukisan Yang Kuasa — (Sherina, 2001)

Langit Biru Awan Putih
Sambutan hangat Lombok

Akhirnya kami tiba di Pantai Selong Belanak…

Penasaran dengan pantainya? Tunggu postingan berikutnya ya 😉

Cerita lanjutan #TripLombok 3 bisa dibaca di sini: Bermain Cermin di Pantai Selong Belanak

***

Daftar Homestay di Kuta Lombok

  1. Royal Spa Bungalow & Restaurant +62 370-6608-666 (Rp 150.000)
  2. Anda Bungalows & Restaurant, Kuta +62 370-654-836 (Rp 100.000 – 150.000)
  3. G’Day Inn, Kuta +62 370-655-342 (Rp 200.000 – 300.000)
  4. Mimpi Manis Homestay, Kuta +62 818-369-950 (Rp 120.000 – 220.000)
  5. Puri Rinjani Bungalow & Restaurant, Kuta +62 370-654-849 (Rp 150.000 – 400.000)
  6. Seger Reef Homestay, Kuta +62 370-615-528 (Rp 100.000)
  7. Segare Anak Bungalow & Restaurant, Kuta (Rp 200.000)
  8.  Yulis Homestay, Kuta +62 819-1710-0983 (Rp 300.000)
  9. Surfers Inn, Kuta +62 370-555-582 (Rp 200.000 – 500.000)

Tips liburan di Lombok

  1. Untuk penyewaan motor silahkan request langsung ke petugas homestay dan mereka akan membantu untuk mencarikan motor. Jangan langsung iya-iya saja ketika dikasih motor. Cek dulu di depan petugasnya apakah mesinnya baik, rem-nya juga pakem dan perhatikan apakah sudah ada lecet di badan motor. Foto sebelum dipakai sebagai bukti bahwa memang ada kerusakan sebelum kita memakai motor tersebut. Untuk jaga-jaga kalau misalnya kita disuruh ganti rugi untuk sesuatu yang bukan kesalahan kita.
  2. ATM yang terdapat di Kuta : BNI, Mandiri, BCA, BRI, CIMB Niaga
  3. Pakai sunblock nya jangan di pantai doang. Di perjalanan juga dipakai karena panasnya menyengat sekali, sob.
  4. Sebagai pendatang, ramahlah kepada penduduk lokal. Kalau bertemu di jalan ya disapa. 🙂
  5. Lombok bukan Bali. Jangan pakai bikini sambil naik motor (biasanya turis asing sih yang begini). Hormatilah penduduk lokalnya yang mayoritas Muslim.

Happy Traveling and enjoy Indonesia!

Cerita Trip Lombok #2 ini merupakan salah satu cerita dari rangkaian backpacking ke Lombok. Seluruh informasi yang tercantum adalah saat perjalanan medio tahun 2013 yang lalu. Jadi, terdapat beberapa informasi harga maupun lainnya yang sudah tidak relevan lagi saat ini.

Satya Winnie - Travel Blogger

Satya Winnie, an adventurous girl from Indonesia. She loves to soaring the sky with gliders, dive into ocean, mountain hiking, rafting, caving, and so on. But, her favourite things are explore culture, capture moments and share the stories.

So, welcome and please enjoy her travel journal and let’s become a responsible traveler.

4 thoughts on “Sambutan Hangat dari Kuta Lombok”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top