
Untuk melihat sunrise Bromo, ada empat spot kece menurut saya.
- Pertama itu Pananjakan, dimana lokasi titik ini adalah yang tertinggi dari semuanya. Memang harus diakui spot ini memang paling ciamik dan hasil fotonya banyak menghiasi kalendar. Pastikan datang ke sana sebelum jam 3 pagi agar bisa memilih tempat yang enak untuk memotret karena tempatnya kecil sekali.
- Kedua adalah Bukit Kingkong, spot yang saya ceritakan di “Meteor Bintang & Matahari Terbit di Bromo”. Kelebihannya dari Pananjakan adalah relatif lebih sepi dan juga lebih dekat untuk memandang Gunung Batok, Gunung Bromo, dan Gunung Semeru. Tempat ini belum banyak diketahui orang. Namun saya yakin tak butuh lama hingga orang tahu tentang spot kece yang satu ini.

- Ketiga ada Bukit Cinta, tempat yang cukup luas untuk melihat Bromo secara keseluruhan. Tidak ada vegetasi yang menutupi pandangan untuk melihat Bromo. Jika merasa point of view dari Pananjakan sudah terlalu biasa, kalian bisa mencoba untuk melihat sunrise dari Bukit Cinta. Dari Bukit Cinta ini juga bisa terbang paralayang lho! Nanti kapan-kapan saya pasti coba.
- Yang terakhir alias keempat adalah Kawah Bromo. Untuk melihat matahari terbit di titik tersebut, ada baiknya untuk naik sebelum jam 4 pagi. Namun jika ada larangan mendekat ke kawah, kita tidak bisa menyaksikan pemandangan matahari terbit dari titik ini. Berbeda dengan tiga titik sebelumnya yang tetap bisa kita datangi meski status Bromo waspada.

Beberapa catatan untuk teman-teman yang ingin pergi ke Bromo :
- Bawalah pakaian hangat yang terdiri dari baju, celana panjang, jaket polar, jaket windbreaker, syal, kupluk, sarung tangan, kaus kaki. Bisa juga membawa minyak angin untuk dioleskan ke beberapa bagian tubuh agar tetap hangat.
- Biaya masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah Rp 27.500,- (weekdays) & Rp 32.500,- (weekend) untuk wisatawan nusantara (domestik) dan Rp 217.500,- (weekdays) & Rp 317.500,- (weekend) untuk wisatawan mancanegara (internasional). Biaya tersebut sudah termasuk asuransi.
- Untuk memasuki kawasan TNBTS, kendaraan yang diperbolehkan hanyalah Jeep, sepeda motor, sepeda dan kuda. Ada banyak jeep berkapasitas lima orang yang disewakan dengan variasi harga tergantung titik-titik mana saja yang ingin dikunjungi. Jika ingin hemat, bisa juga naik sepeda motor namun pastikan sepeda motor kalian tahan untuk naik tanjakan berkelok-kelok dan melintasi pasir berbisik. Untuk kendaraan roda dua dikenakan biaya masuk Rp 5.000,-, kendaraan roda empat Rp 10.000,-, sepeda Rp 2.000,- dan kuda Rp 1.500,-.
- Jika datang di akhir pekan, usahakan sudah ada di lokasi sunrise view point sebelum jam 3 pagi untuk dapat spot yang enak. Percayalah setiap hari pengunjung Bromo itu banyak sekali.
- Bawalah ransel kecil yang sudah diisi dengan minuman dan makanan ringan untuk disantap sambil menunggu matahari terbit. Kalau tidak sempat menyiapkannya, kalian bisa membelinya di pedagang sekitaran yang menjajakan kopi, teh hingga mie instan.


5 thoughts on “Tips Menikmati Sunrise di Bromo”
Ahh, fotonya kece badai.
cuma kurang fokus yang background bintang2. memang susah sih foto bintang dengan menambahkan obyek.
apalagi objeknya kayak lontong gitu, saking tebelnya baju dan jaket hahaha…
This comment has been removed by the author.
Huahahahahaha potoku elek banget kayak kang pila. Btw, aku seumur-umur baru dua kali nyunrise di Bromo. Pengen ke sana lagi tapi sama siapaaaaa dan mesti pake baju tebel, sih. :")
Ahh bromo.
Salah satu sunrise yang paling aku suka ya di bromo ini.
keren banget viewnya 😀